Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Tarik Mobil Pasutri di Depok, Lima "Debt Collector" Diamankan Polisi

Kompas.com - 05/03/2022, 13:41 WIB
M Chaerul Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pasangan suami istri (pasutri) berseteru dengan sekelompok penagih utang atau debt collector di Jalan Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok, pada Jumat (4/3/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.

Enam debt collector diketahui hendak menarik mobil milik pasutri tersebut lantaran ada tunggakan pembayaran kredit.

Kepala Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Depok, Iptu Winam Agus mengatakan, pihaknya langsung mendatangi lokasi setelah mendapatkan laporan dari masyarakat.

"Jadi kita menerima laporan masyarakat adanya sekelompok orang akan menarik sebuah kendaraan roda empat di depan sebuah bengkel mobil di Simpang Depok," kata Winam, saat dikonfirmasi, Sabtu (5/3/2022).

Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Ketua KNPI Haris Pertama oleh Gerombolan Debt Collector di Cikini

Kemudian saat tiba di lokasi, Winam mendapati pasutri dan debt collector sedang beradu argumen.

Saat itu, pemilik mobil mencoba memberikan penjelasan kepada debt collector soal kendala pembayaran cicilan.

"Tentunya ada adu argumen yang sengit kedua belah pihak. Ternyata yang punya mobil itu suami istri, istrinya tentunya juga mengemukakan pendapat tentang keterlambatan bayar cicilannya," sambungnya.

Lantas, polisi mencoba menengahi kedua pihak. Namun, debt collector tak mengindahkan masukan dari Tim Perintis Presisi.

"Kami menyarankan kepada penarik mobil agar tidak kasar dan arogansi terhadap wanita, istrinya yang punya mobil tersebut," ucap Winam.

"Namun saran kita tidak ditanggapi dengan baik dan malah mereka bicara yang intinya kita tidak boleh ikut campur," tutur dia.

Baca juga: Polisi Masih Buru Dua Penipu yang Pura-pura Jadi Debt Collector untuk Rampas Motor di Jalan Kembangan

Winam menyebutkan, enam debt collector itu bersikeras ingin membawa mobil tersebut. Akibatnya, lima dari enam debt collector dibawa ke Polres Metro Depok untuk diedukasi.

"Kehadiran kita dalam rangka membantu penyelesaian masalah, menyarankan agar diselesaikan di Polres apabila kedua belah ada yang dirugikan," kata Winam.

"Akhirnya lima dari enam orang (debt collector) tersebut kita amankan ke Polres Metro Depok. Satu orang lagi melarikan diri," lanjut dia.

Menurut Winam, saat ini kedua pihak telah berdamai karena pemilik mobil sudah menyelesaikan tunggakan kreditnya. Para penagih utang juga telah meminta maaf.

"Kedua belah pihak damai. Urusan cicilan mobil diselesaikan dan orang kolektornya minta maaf kepada ibu itu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com