Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Usul Vaksinasi Booster Digelar di Bandara hingga Stasiun

Kompas.com - 11/03/2022, 10:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengusulkan gerai vaksinasi booster atau vaksinasi ketiga Covid-19 juga digelar di tempat umum seperti bandara, terminal hingga stasiun.

Hal itu diperlukan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi booster di masyarakat.

"Kalau saya sih usulkan layanan booster itu dilakukan di stasiun, terminal bandara agar aksesnya lebih mudah bagi mereka pelaku perjalanan," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Pemprov DKI Ungkap Alasan Rendahnya Vaksinasi Booster di Jakarta

Hal ini disampaikan Pandu menanggapi masih rendahnya vaksinasi booster di DKI Jakarta. Sampai Kamis kemarin, baru sebanyak 1.540.197 orang yang sudah disuntik vaksin booster di Jakarta. 

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti pun mengakui laju kecepatan vaksinasi booster ini tidak secepat saat vaksin dosis pertama dan kedua. Widya menduga rendahnya minat vaksinasi booster ini disebabkan oleh masyarakat yang memilih merk vaksin. 

Baca juga: Epidemiolog: Semua Merek Vaksin Booster Sama Saja, Semuanya Oke

Namun dengan memperbanyak layanan di tempat-tempat umum seperti bandara, termnial dan stasiun, Pandu pun yakin akan lebih banyak masyarakat yang mengikuti vaksinasi booster. 

Pandu menegaskan sangat penting untuk menggenjot vaksinasi booster, apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan ramadhan dan lebaran. 

"Targetnya pas ramadhan vaksinasi booster itu sudah 70 persen, agar orang yang mau mudik tidak dilarang lagi," kata Pandu. 

Baca juga: PPKM Level 2 Jakarta, Ketika Prokes Makin Longgar tapi Vaksinasi Booster Rendah

Pandu sendiri menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya angka vaksinasi booster. Pertama adalah kesalahan informasi bahwa vaksin booster baru bisa dilakukan dengan jarak 6 bulan dari pemberian dosis kedua. 

"Dulu salah informasi jeda waktu suntikan kedua dan booster 6 bulan, sebenarnya enggak perlu, 3 bulan sudah bisa," katanya. 

Selain itu, pada awal pemberian vaksinasi booster sempat juga disebutkan bahwa layanan itu dikhususkan untuk warga lanjut usia dan kelompok rentan. Padahal, sebenarnya vaksinasi booster bisa diberikan untuk semua kalangan. 

Baca juga: Anies Cabut Upaya Banding Putusan PTUN, Penggugat: Meski Plin-plan, tapi Kami Lega

Oleh karena itu Pandu menilai pemerintah perlu terus menggenjot sosialisasi pemberian vaksinasi booster ini sambil terus menambah sentra vaksinasi di tempat umum.

"Perlu ditegaskan bahwa sekarang siapa saja bisa dapat vaksin booster 3 bulan setelah suntikan kedua," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Mendengar Aduan Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Mendengar Aduan Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com