DEPOK, KOMPAS.com - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Depok pada Senin (14/3/2022) sore menyebabkan sejumlah kerusakan hingga banjir.
Nasrullah, warga RT 06 RW 01, Mampang, Pancoran Mas, Depok, mengatakan hujan mulai terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.
"Hujan gede (deras) tadi sampai jam 5 sore, diiringi dengan petir kencang-kencang banget," kata Nasrullah.
Peristiwa itu, juga menyebabkan beberapa rumah warga di wilayah tersebut mengalami kerusakan.
"Panik juga sih. Ada bedeng rubuh, dan tetangga saya asbes dan gentengnya pada terbang," bebernya.
Baca juga: Angin Kencang hingga Hujan Es Terjang Tangsel dan Sekitarnya Senin Sore
Sementara itu, warga kavling Depkes RT 03 RW 016, Pancoran Mas juga turut merasakan dampak dari hujan tersebut.
Sulis, warga setempat, mengatakan bahwa tempat tinggalnya terendam banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar 50 sentimeter.
"Sekarang mulai berangsur surut, tadi airnya sepinggang orang dewasa," kata Sulis saat dihubungi, Senin.
Tak hanya itu, beberapa rumah warga lainnya juga turut mengalami kebanjiran.
"Kalau di lingkungan saya kurang lebih 15 rumah (kebanjiran), tapi di wilayah lain saya enggak tau pasti berapa," tutur dia.
Baca juga: Hujan Es Melanda Tangsel, Ini Penyebabnya Menurut BMKG
Sulis merasakan kondisi banjir yang semakin parah belakangan ini.
"Biasa emang banjir, tapi ini banjir makin parah. Biasanya cuma 10 sampai 20 sentimeter, tapi sudah dua Minggu ini setiap hujan air selalu tinggi," keluh Sulis.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, Indonesia memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan munculnya cuaca ekstrem.
"Tipikal cuaca di periode peralihan seperti ini adalah hujan lebat dengan durasi singkat, 1-3 jam, dan disertai angin kencang, puting beliung bahkan kadang hujan es," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, Senin (14/3/2022).
Khusus untuk hujan es, kata Fachri, hal itu disebabkan adanya faktor dinamika atmosfer.
Baca juga: Angkot Tabrak Pagar Rumah Warga di Depok, Sopir Diduga Mabuk
"Yaitu adanya suplai uap air yang cukup banyak dan adanya daerah pertemuan/pelambatan angin yang dapat menyebabkan tumbuhnya awan-awan cumulonimbus yang dapat menyebabkan terjadinya hujan es," katanya.
Fachri mengatakan, cuaca ekstrem diatas masih mungkin terus terjadi di daerah Jabodetabek selama periode peralihan musim hujan ke musim kemarau. BMKG memprediksi cuaca ekstrem baru akan berakhir pada awal musim kemarau atau sekitar awal bulan Mei.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.