Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Terima Kekerasan karena Tolak Komersialisasi Lahan Parkir, Mahasiswa Trisakti: Saya Masih Ketakutan...

Kompas.com - 09/04/2022, 16:03 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Trisakti berinisial FRM (23) mengaku menerima intimidasi saat menyegel mesin parkir di kawasan Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Tindak kekerasan yang terjadi pada Rabu (6/4/2022) tengah malam itu diduga dilakukan oleh salah seorang alumnus yang juga menjadi bagian dari operator parkir.

Dua hari usai peristiwa itu, FRM mengaku masih merasa ketakutan.

"Saat ini saya keluar ke mana-mana itu masih takut. Ketakutan sendiri, khawatir kalau di jalan tiba-tiba ada orang suruhan dia atau bagaimana. Tapi itu baru ketakutannya saya saja," ungkap FRM saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (8/4/2022) malam.

Baca juga: Mahasiswa Universitas Trisakti Diduga Diintimidasi dan Terima Kekerasan akibat Tolak Komersialisasi Lahan Parkir

FRM mengaku masih merasa terintimidasi akibat peristiwa malam itu. Ia masih ingat saat saat pelaku menyundul kepala dan menendang kaki kirinya.

"Berdasarkan hasil visum, terbukti dahi saya masih benjol dan lebam, lalu kaki kiri di sekitar lutut juga mengalami lebam," kata FRM.

Selain menerima kekerasan fisik, FRM juga mengaku menerima kekerasan verbal.

"Saya dikata-katain dengan kata-kata kasar, sumpah serapah. Terus juga dia sempat mengeluarkan senjata tajam seperti kapak," kata FRM.

Baca juga: Jelang Demo 11 April, 1000 Mahasiswa Siap Turun dan Ancaman Pembubaran oleh Kepolisian

"Selain itu, pot bunga juga ditendangin, tong sampah juga dipukul-pukulin. Menurut saya itu bentuk upaya mengintimidasi," lanjut FRM.

Saat diperlakukan demikian, FRM mengaku tidak berani membalas perbuatan alumnus tersebut.

"Dia kan alumni angkatan tua, bedanya 18 tahun sama angkatan saya. Badannya juga besar sekali, saya merasa terintimidasi karena dia mengeluarkan kata-kata seperti 'kamu nantang saya?', begitu," cerita FRM.

Baca juga: Polisi Ancam Bubarkan Demo 11 April, BEM SI: Intimidasi terhadap Mahasiswa

Berkait kasus itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan bahwa laporan FRM sudah diterima pada Kamis siang.

"Laporan sudah kami terima. Kami masih menunggu hasil visium dari dokter terkait dengan kekerasan tersebut," jelas Joko kepada wartawan, Kamis (7/4/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com