Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Cukin, Tarian Khas Kabupaten Tangerang

Kompas.com - 04/05/2022, 02:00 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari Cukin merupakan tarian khas asal Kabupaten Tangerang. Tarian ini menggabungkan seni budaya tradisional Jawa, Sunda, Cina dan Betawi. Adapun keempat unsur budaya ini menggambarkan keanekaragaman etnis di wilayah Kabupaten Tangerang.

Tarian ini merupakan hasil kreasi masyarakat yang diadaptasi dari Tari Selendang Betawi. Tari Cukin juga kerap disebut sebagai Tari Cokek. 

Istilah kata Cukin sendiri berasal dari bahasa asli masyarakat Tangerang, yaitu selendang yang sering dipakai untuk menari atau menggendong anak. Dalam bahasa Jawa, kain cukin dikenal dengan sebutan kain jarik. 

Sejarah Tari Cukin

Tari Cukin berangkat dari keprihatinan sejumlah pihak di wilayah Kabupaten Tangerang yang merasa tidak memiliki identitas lokal budaya. Permasalahan ini kemudian diangkat dalam kegiatan workshop pengembangan kreasi seni daerah Kabupaten Tangerang pada tanggal 1 Agustus 2006.

Sejumlah praktisi seni Kabupaten Tangerang kemudian menggagas untuk menemukan identitas lokal di wilayah mereka dengan melibatkan seniman-seniman dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung.

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang kemudian memberikan tantangan kepada beberapa seniman lokal untuk menciptakan tarian yang dapat merepresentasikan wilayah Kabupaten Tangerang.

Baca juga: Mengenal Fungsi Seni Tari

Dinas Kebudayaan Kabupaten Tangerang kemudian memfasilitasi seniman se-Kabupaten Tangerang yang dikomandoi Nani Mulyani.

Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 2006, lahirlah Tari Cukin dan disahkan oleh Bupati Tangerang Ismet Iskandar. Meski begitu perjalanan Tari Cukin masih butuh waktu untuk bisa ditetapkan menjadi tarian tradisional mengingat syaratnya usia tarian harus kurang lebih 20 tahun.

Makna Tari Cukin

Tari Cukin juga mengangkat gerakan yang penus isyarat makna. Menyajikan drama tari bertema pergaulan.

Drama tari ini mengisahkan lima orang nong (gadis) yang sedang bersenda gurau dan bergembira menikmati malam yang indah. Kegembiraan diluapkan dalam bentuk gerak tari yang sangat indah sehingga seorang laki-laki (kang) tergerak untuk ikut serta di dalamnya.

Di akhir kisah, para nong meninggalkan kang yang sedang terhanyut dengan tarian dan alunan musik. Saat tersadar, penari laki-laki kemudian mengejar lalu menarik selendang salah satu nong hingga terjadi tarik-menarik yang mengakibatkan penari laki-laki terjatuh.

Musik Tari Cukin

tarian Cukin menggunakan alunan musik khas Tionghoa yang dipadukan dengan musik gambang kromong. Terdapat alunan lagu khas Betawi “Hujan Gerimis” dan juga lagu khas Sunda yakni “Tokecang”.

Pada awalnya tari Cukin ditarikan oleh lima penari perempuan dan satu lelaki, tetapi seiring perkembangan serta permintaan, tari Cukin bisa juga dilakukan seorang diri atau bersama-sama.

Musik pengiring tari Cukin ini juga menggunakan alat tetabuhan, gamelan dan musik gesek. Terdiri dari bonang, te khian, rebab, angklung gubrag, kendang, gong, kecrek, rebana marawis dan terompet.

Baca juga: Mengenal Tari Rampogan, Tari Gladiator dari Ngawi

Properti Tari Cukin

Busana penari Cukin dominan oleh warna merah bata. Terpenting busana juga dilengkapi selendang yang menjuntai. 

Selendang tersebut digunakan dalam adegan pembuka untuk menutupi wajah sebagai penggambaran sifat remaja puteri atau gadis yang terkadang malu-malu.

Sementara itu, kepala penari dihiasi oleh mahkota dan rambut penari dikonde sanggul.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com