Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Hepatitis Akut Misterius di Sekolah, Siswa Dilarang Berbagi Makanan dan Minuman

Kompas.com - 12/05/2022, 13:46 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala SDN Johar Baru 01 Pagi Siti Eka Rakhma melarang siswa-siswinya berbagi makanan dan minuman dalam satu tempat ketika jam istirahat sekolah.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit hepatitis akut misterius di lingkungan sekolah.

"Kami benar-benar sudah mengimbau kepada anak-anak untuk tidak sharing makanan, tidak sharing minuman, karena mereka biasanya bawa tempat minum sendiri," ujar Siti saat ditemui di SDN Johar Baru 01 Pagi, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: Epidemiolog Sarankan Pemda dan Sekolah Siapkan Skema Pembelajaran Hybrid di Tengah Penularan Hepatitis Akut

Dia melarang siswa berbagi makanan dan minuman dalam satu tempat karena salah satu penularan hepatitis akut misterius bisa melalui fekal oral (mulut).

"Jadi pemakaian masker juga sangat penting terutama di situasi seperti ini," ungkapnya.

Siti juga mengimbau kepada orangtua murid agar menyiapkan bekal dari rumah untuk anak-anaknya makan dan minum ketika di sekolah.

"Kantin juga belum dibuka, kami menunggu instruksi," katanya.

Baca juga: PTM di Jakarta yang Dibayangi Kemunculan Hepatitis Akut...

Sebelumnya diberitakan, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat Uripasih menjamin seluruh sekolah wilayah II Jakarta Pusat yang melaksanakan PTM mulai hari ini telah menerapkan protokol kesehatan.

Untuk diketahui, sekolah yang berada di bawah naungan Sudindik Wilayah II Jakarta Pusat yakni sekolah yang berada di Kecamatan Cempaka Putih, Johar Baru, Senen, dan Kemayoran.

"Semua sekolah wajib melakukan pembersihan semua ruangan sebelum dilakukan kegiatan belajar seperti penyemprotan cairan disinfektan dan prokes lainnya," ujar Uripasih di lokasi yang sama.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan hepatitis akut misterius di lingkungan sekolah.

Baca juga: Pasien Hepatitis Akut Misterius di Jakarta Mayoritas Usia di Bawah 16 Tahun

Kemudian, Uripasih mengimbau orangtua murid untuk mengawasi kesehatan anak-anaknya.

"Selain itu, guru kelas pun bisa komunikasi dengan orangtua murid, melihat keberadaan anak-anaknya dalam kondisi sehat atau tidak," kata Uripasih.

Uripasih juga menyarankan murid yang sedang sakit untuk tidak memaksakan diri datang ke sekolah.

Lebih lanjut, untuk anak yang tidak dapat datang ke sekolah, kata Uripasih, akan diberikan mata pelajaran melalui daring.

"Jadi intinya blended learning, jadi supaya anak-anak kita tidak ketinggalan (mata pelajaran)," tutur Uripasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com