Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Cisadane Tangerang Mengeruh, Sebagian Warga Diduga Tak Bisa Dapat Air Bersih

Kompas.com - 24/06/2022, 10:51 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Aetra menduga bahwa sebagian pelanggannya tidak mendapatkan air bersih akibat tingkat kekeruhan Sungai Cisadane, Kota Tangerang, meningkat.

Tingkat kekeruhan Sungai Cisadane diketahui meningkat sejak Kamis (23/6/2022).

Media Relation PDAM Aetra Bayu Suryantomo menduga, mereka yang tak tersalurkan air bersih merupakan pelanggan yang berada jauh dari instalasi pengolahan air (water treatment plant/WTP) milik PDAM Aetra.

Baca juga: Imbas Sungai Cisadane Tangerang Makin Keruh, Penyaluran Air Bersih Jadi Lebih Sedikit

"Untuk pelanggan terjauh, ada kemungkinan bisa sampai mati (tak mendapat air bersih)," kata Bayu kepada awak media, Jumat (24/6/2022).

Dia menyatakan, bahan baku air bersih yang diolah oleh PDAM Aetra hanya berasal dari Sungai Cisadane.

Dengan demikian, PDAM tak memiliki sumber daya air lain untuk diolah sebagai air bersih.

"Tidak ada sumber lain, kalau kita (mengambil bahan baku) dari Sungai Cisadane saja," kata Bayu.

Namun, kekeruhan di Sungai Cisadane biasanya tak akan berlangsung dengan lama. Menurut Bayu, peristiwa ini hanya akan berlangsung selama 1-2 hari.

Baca juga: Ada Penampakan Buaya Muara di Cisadane, Warga Diminta Hindari Aktivitas di Aliran Sungai

Terkini, PDAM Aetra menangani kekeruhan di Sungai Cisadane dengan cara menambahkan bahan kimia agar air yang disalurkan ke warga tetap jernih.

"Ini tidak terjadi terus-menerus. Biasanya sekitar sehari-dua hari," sebut Bayu.

"Kalau dari kami mengoptimalkan di-WTP nya itu. Jadi penambahan bahan kimia yang untuk menjernihkan air, kita lebih pengoptimalan di dalam WTP-nya," sambungnya.

Bayu sebelumnya berujar, imbas kekeruhan Sungai Cisadane, pihaknya kini hanya sanggup menyalurkan 600-800 liter per detik lantaran tingkat kekeruhan Sungai Cisadane meningkat.

"Karena air bakunya (dari Sungai Cisadane) keruh, kita turunkan jadi 600 liter per detik atau 800 liter per detik," kata dia.

Baca juga: Car Free Day Hanya Kurangi Polusi di 6 Titik Jakarta

Sementara itu, menurut Bayu, PDAM Aetra menyalurkan 1.000 liter per detik pada normalnya.

Penyebab dari perbedaan jumlah air yang disalurkan itu terjadi karena PDAM Aetra membutuhkan waktu lebih lama untuk mengolah air dari Sungai Cisadane yang mengeruh.

Dengan demikian, air yang disalurkan kepada warga menjadi lebih sedikit.

Bayu mengungkapkan, meski tingkat kekeruhan Sungai Cisadane meningkat, air yang disalurkan kepada warga tak mengalami perubahan kualitas.

Ia mengeklaim, air yang disalurkan kepada warga tidak menjadi keruh.

Baca juga: Bisa Nonton Konser Gratis, Ini Cara Dapatkan Tiket Jakarta Hajatan di JIS

"Yang kami salurkan ke pelanggan itu kualitasnya tetap sama, tidak keruh, tidak berubah," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com