Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Depok Gabung ke Jakarta: Pernah Diinisiasi Bang Ali, berujung Sindiran Gubernur Solihin

Kompas.com - 17/07/2022, 07:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris kembali menggaungkan wacana Depok bergabung menjadi bagian dari Provinsi DKI Jakarta.

Melalui rilis videonya, Idris mengatakan bahwa ide penggabungan kota-kota penyangga DKI Jakarta ini sudah lama adanya. Bahkan kata dia, ide tersebut sudah muncul sejak zaman Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

“Sebenarnya ide penggabungan kota-kota penyangga dari Ibu Kota Jakarta ini kan sudah lama, sudah dari zaman Gubernur Sutiyoso. Bahkan dulu mempunyai ide gagasan dulu kalau enggak salah namanya megapolitan,” ujar Idris, Kamis (14/7/2022).

Idris bahkan mengusulkan daerah-daerah penyangga DKI Jakarta lain seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi juga digabungkan dengan ibu kota untuk menjadi Jakarta Raya.

Baca juga: Manuver Wali Kota Depok Ingin Gabung ke Jakarta, Berujung Teguran dari Wagub Jawa Barat

Jauh sebelum wacana yang digaungkan Idris, ide pemekaran wilayah Ibu Kota ini sebetulnya juga pernah digaungkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

Saat itu, Ali melihat pemusatan kegiatan ekonomi, sosial, politik, hingga budaya di Jakarta turut menimbulkan masalah baru. Hal itu tertulis dalam buku biografi "Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977" karya Ramadhan KH.

Dipicu Gelombang Urbanisasi yang Kian Tinggi

Perkembangan Ibu Kota yang terus berjalan menjadi daya tarik bagi warga luar Jakarta. Kondisi ini membuat Gubernur Ali Sadikin melihat kerugian yang bakal timbul di mendatang.

Dari aspek kependudukan, Ali melihat adanya arus urbanisasi yang semakin meningkat. Untuk mengatasi hal itu, Ali sempat berpikir perlu pengembangan pusat pertumbuhan baru yang terencana.

Waktu itu, pemerintah pusat lewat Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) telah mencoba menyusun konsepsi pengembangan Kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) yang didasarkan pada pola perkembangan pusat pertumbuhan baru.

Baca juga: Wali Kota Depok Usul Jabodetabek Digabung Jadi Jakarta Raya, Ini Penjelasannya

Namun, saat itu Ali menilai untuk merealisasikan rencana itu tidak mudah dan membutuhkan anggaran yang cukup besar. Dalam pelaksanaan Jabotabek itu, Ali menilai yang banyak bergerak hanyalah Gubernur Jakarta.

"Kebutuhan (perluasan) tidak bisa ditahan-tahan. Lama terasa sekali sikap Jawa Barat pasif. Alasannya, biaya," ujar Ali dalam buku "Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977" karya Ramadhan KH.

Soal pelebaran wilayah Jakarta itu, Ali mengatakan bermula dari inisiatif pemerintah pusat sebetulnya. Luasnya mencapai Ciawi, Bogor, Bekasi, Tangerang, sehingga Jawa Barat dibelah dua.

Namun Ali menolak. Alasannya, garis-garis batasnya tidak tepat. Menurut Ali, biasanya garis batas itu harus jelas secara fisik, misal sungai, gunung, atau jalan.

Ali pun memerintahkan kepada stafnya untuk melakukan kajian sejauh mana baiknya perluasan wilayah DKI Jakarta. Pada saat itu, staf Ali mengusulkan beberapa daerah yang bisa bergabung, di antaranya Cibinong, Depok, dan Bekasi.

Baca juga: Usulkan Bodetabek Gabung Jakarta, Wali Kota Idris: Pembangunan Depok Akan Lebih Cepat

"Garis itu yang saya ajukan waktu pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara," ujar Ali.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com