Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Tanda Pembongkaran Mandiri, Semoga Penertiban Lokalisasi Gunung Antang Bukan Sebatas Formalitas

Kompas.com - 25/07/2022, 18:58 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus RW 009 Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, menanti ketegasan PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemilik lahan Gunung Antang, untuk segera menertibkan lokalisasi liar itu.

"Mudah-mudahan (penertiban) enggak sebatas formalitas saja. Benar ada penertiban, biar ke depannya tuh enggak dianggap biasa," ujar Ketua RW 009 Palmeriam, Sutrisno, di lokasi, Senin (25/7/2022).

Sutrisno menyebutkan, selama ini, belum ada ketegasan dari pihak PT KAI untuk menertibkan lokalisasi Gunung Antang.

Baca juga: Penertiban Lokalisasi Gunung Antang, PT KAI Sebut Warga Bersedia Bongkar Sendiri Lapaknya

"Dari pihak PT KAI dan Pemda juga enggak punya ketegasan ya. Kalau bongkar ya bongkar gitu, orang awam tuh jadi enggak tanda tanya," kata Sutrisno.

"Enggak dari PT KAI, enggak dari pemda, enggak dari aparat kepolisian, enggak ada aksinya memang. Enggak ada ultimatum yang benar-benar tegas gitu lho," tutur Sutrisno.

Pantauan di lokasi, Senin (25/7/2022) siang, puluhan bangunan masih berdiri di lokalisasi liar Gunung Antang. Sejumlah warga masih beraktivitas di lahan milik PT KAI itu.

Baca juga: Pemprov DKI Serahkan Penutupan Lokalisasi Gunung Antang ke Pemkot Jakarta Timur

Sutrisno mengatakan, setiap hari prostitusi dan judi di lokalisasi liar itu tetap saja ada.

"Untuk operasi masih tetap jalan setiap malam. Belum ada tanda-tanda penertiban. Belum ada gerakan untuk pembongkaran mandiri," ujar Sutrisno.

Sutrisno menyebutkan, aktivitas di lokalisasi Gunung Antang sempat sepi sejak insiden penyerangan pada pertengahan Juni lalu.

Namun, aktivitas mulai bergeliat kembali dalam seminggu belakangan.

Baca juga: Warga Lokalisasi Gunung Antang Belum Bongkar Lapaknya, Ketua RW Sebut Prostitusi Masih Beroperasi

"Musik aktif lagi, cuma pelan. Kalau dulu kan kencang bener," kata Sutrisno.

Sutrisno mengaku mendapat informasi mengenai instruksi pembongkaran di lokalisasi itu dari aparat. Namun, ia tidak melihat adanya pembongkaran di lokasi.

"Saya sendiri sebagai ketua RW enggak dapat surat tembusan, cuma informasi saja. Kalau ada pembongkaran kan pasti lewat sini," ujar Sutrisno.

Kompas.com mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Kepala Humas PT KAI Daop 1 Eva Chairunisa. Namun, hingga berita ini ditulis, Eva belum memberikan balasan.

Sebelumnya, Eva menyebutkan bahwa warga di lokalisasi liar itu bersedia membongkar sendiri lapak mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com