Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Mata Elang Rampas Motor Kuli Bangunan di Cengkareng...

Kompas.com - 25/07/2022, 20:16 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - F (28) warga Cengkareng, Jakarta Barat, tidak pernah menyangka bahwa sepeda motornya menjadi target perampasan debt collector atau biasa dikenal sebagai mata elang.

Kuli bangunan itu menceritakan, suatu pagi saat ia hendak berangkat kerja dari Jalan Elang Laut, Jakarta Utara, tiba-tiba dua orang yang menggunakan satu sepeda motor menghadang laju kendaraannya.

"Mau berangkat kerja diberhentiin, dia nanyain motor saya. Katanya motor saya belum lunas nunggak," kata F kepada wartawan, Senin (25/7/2022).

F pun merasa heran, sebab ia tidak pernah menunggak cicilan pembelian sepeda motornya.

Baca juga: Kuli Bangunan Ini Meringis Motornya Dirampas Debt Collector: Saya Cicil Motor Mati-matian

 

Akan tetapi, F mengakui bahwa ia belum mengambil Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kepada pihak leasing karena belum memiliki uang untuk membayar denda keterlambatan membayar cicilan.

"Motor saya bayarin terus angsurannya sampai beres, tapi BPKB doang yang belum keambil karena memang belum punya duit. Niatnya gajian ini mau ambil BPKB," kata F.

Saat menghadang F, orang yang mengaku sebagai debt collector tersebut sempat menunjukan data diri melalui ponselnya.

"Dia nunjukin data dari handphonenya doang. Kalau ID Cardnya kurang tahu," ujar F singkat.

Baca juga: Saat Citayam Fashion Week Dinilai Mengganggu dan Janji Pemprov DKI Cari Lokasi Alternatif...

Kendati demikian, F sempat melakukan penolakan saat motornya hendak dibawa debt collector itu.

Setelah melakukan negosiasi, akhirnya debt collector itu pun mengajak F ke kantor leasing.

Di tengah perjalanan, sebuah mobil patroli polisi melintas di samping mereka. Polisi yang mengenali wajah pelaku sebagai "pemain lama" pun menghentikan mereka.

Melihat kedatangan polisi, seorang pelaku berhasil melarikan diri, sedangkan satu pelaku berhasil ditangkap pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com