BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi menyiapkan 30.000 dosis vaksin Covid-19 penguat atau booster kedua untuk tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati menyebutkan, permintaan 30.000 dosis vaksin tersebut telah diajukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Dari Provinsi Jawa Barat, kami sesuaikan dengan sasaran nakes di Kota Bekasi. Yang terakhir (terhitung) 30.000-an dosis," kata Tanti, di Bekasi, Minggu (7/8/2022).
Baca juga: Vaksinasi Booster Kedua Sasar 15.290 Nakes di Tangerang
Tanti menuturkan, vaksinasi booster kedua kepada tenaga kesehatan akan menggunakan vaksin jenis Moderna.
Menurut Tanti, pemberian vaksin akan berjalan secara bertahap, demi menghindari lumpuhnya pelayanan kesehatan, mengingat vaksin Moderna yang memiliki efek samping cukup keras.
"Moderna itu kan reaksinya cukup lumayan, ya. Reaksinya ada demam, sehingga kita perlu antisipasi pelayanan lumpuh, akhirnya nanti akan bergantian melakukan vaksin booster di setiap layanan," kata Tanti.
Tanti menyebutkan, 30.000 dosis vaksin belum angka pasti. Ia mengatakan, jumlah target vaksinasi bakal mengikuti jumlah tenaga kesehatan di Kota Bekasi.
"Untuk ketepatan tersebut, kami cek dulu, mengacu jumlah sasaran nakes yang ada di Kota Bekasi," ucap dia.
Baca juga: Pemkot Depok Jadikan Vaksinasi Booster sebagai Syarat Ajukan Santunan Kematian
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memutuskan pemberian vaksinasi dosis keempat untuk tenaga kesehatan digelar mulai Jumat (29/7/2022).
Keputusan vaksinasi dosis keempat tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster Ke-2 bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan, yang dikeluarkan padaKamis (28/7/2022).
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, keputusan pemerintah memberikan vaksinasi dosis keempat untuk tenaga kesehatan tepat.
Menurut dia, vaksinasi dosis keempat memang dibutuhkan karena lonjakan kasus Covid-19 setelah subvarian Omicron BA.5.
Dia mengatakan, vaksinasi dosis keempat perlu dilakukan agar Indonesia bisa mengantisipasi lonjakan kasus yang terjadi seperti di Singapura, Australia, dan Selandia Baru.
"Ini keputusan yang tepat dan berbasis sains ya," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (28/7/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.