Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM UI Demo di Kampus Sampaikan 4 Tuntutan, dari Masalah Biaya Pendidikan hingga Kasus Akseyna

Kompas.com - 30/08/2022, 11:49 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) akan menggelar aksi di kampus pada Selasa (30/8/2022) hari ini.

Aksi longmarch ke gedung Rektorat UI itu akan dimulai pukul 15.00 WIB untuk menyampaikan empat tuntutan. 

Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI Melki Sadek Huang mengatakan, aksi ini digelar  dalam rangka 1000 hari menjabatnya Rektor UI Ari Kuncoro.

Setelah tiga tahun lebih Ari Kuncoro menjabat sebagai rektor, BEM UI menilai masih ada sejumlah masalah kampus yang krusial dan tak kunjung ada solusinya.

"Aksi tersebut akan membahas 4 isu kampus yang selama ini tidak diselesaikan," kata Melki kepada Kompas.com, Selasa siang. 

Baca juga: BEM UI Mengaku Dibubarkan Paksa Saat Gelar Aksi di Kampus

Empat isu itu yakni revisi Statuta UI yang problematik, maraknya kasus kekerasan seksual di dalam UI, polemik transparansi Biaya Operasional Pendidikan (BOP), dan tujuh tahun terabaikannya kasus pembunuhan mahasiswa UI Akseyna.

Pertama, terkait Statuta UI. 

BEM UI menilai Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2021 tentang Statuta Universitas Indonesia memiliki banyak kecacatan.

Statuta UI sejatinya merupakan peraturan dasar pengelolaan UI sehingga muatan
di dalamnya dan proses pembentukan yang menyertainya menjadi hal penting bagi seluruh
warga UI.

"Akan tetapi, alih-alih merevisi untuk mengedepankan kepentingan warga UI, PP
75/2021 justru diwarnai beragam kecacatan, baik formil maupun materiil," kata Melki.

Secara formil, UI tidak memberi ruang partisipasi aktif bagi warga UI, khususnya empat organ di UI, dalam perumusan PP 75/2021.

Secara materiil, perubahan yang dihadirkan PP 75/2021 memuat substansi yang berpotensi merugikan warga UI, seperti memberi wewenang yang terlampau besar pada Rektor UI hingga kebolehan untuk rangkap jabatan, mereduksi kewajiban alokasi beasiswa, membuka pintu lebar terhadap intervensi pihak luar seperti partai politik, dan merusak sistem check and balances antarorgan UI.

Baca juga: BEM UI Khawatir RKUHP Mengkriminalisasi Aksi Unjuk Rasa

Kedua, maraknya kasus kekerasan seksual dalam kampus sejatinya masih menghantui
warga UI.

"Bahkan, kasus yang kian bertambah tersebut tampaknya tidak membuat UI terdesak untuk membuat regulasi ataupun mekanisme di UI yang mampu menangani kasus
kekerasan seksual dengan optimal," kata Melki. 

Meskipun Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi yang menjadi
terobosan hukum mengenai kekerasan seksual dalam kampus telah disahkan, UI masih belum
menunjukkan komitmen yang mendalam untuk mengimplementasikan keseluruhan peraturan
tersebut secara paripurna dalam waktu dekat.

Baca juga: BEM UI Anggap Ketentuan Unjuk Rasa di RKUHP Rawan Kriminalisasi, Ini Penjelasan Tim Sosialisasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com