Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tessy Haryati, "Srikandi" Damkar Depok Penyusun Strategi Pemadaman Api

Kompas.com - 16/09/2022, 16:22 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Tessy Haryati tak pernah menyangka bahwa dirinya bakal disebut-sebut sebagai srikandi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok.

Bagi Tessy, fokus pada pekerjaannya sebagai pemadam kebakaran adalah yang paling utama.

"Bukan maksud saya mengabaikan, tapi karena ini menjadi tugas pokok dan saya lebih menikmati pekerjaan," demikian jawaban Tessy Haryati, saat ditanyakan mengenai penyematan sebutan srikandi untuk dirinya.

Kendati demikian, Tessy mengakui bahwa dirinya memang perempuan satu-satunya yang berada di Dinas Damkar Depok. Tessy menggenapi posisi strategi pemadaman kebakaran.

Peran perempuan memang sangat dibutuhkan Damkar Depok, karena tugas damkar tak hanya melulu memadamkan api.

Baca juga: WNA Korsel Coba Lompat dari Lantai 8 Apartemen di Kembangan, Begini Aksi Penyelamatan Heroik Damkar

"Profil wanita itu langka ya, mungkin bisa satu banding lima, tapi pada kenyataannya memang dibutuhkan di lapangan," ujar Tessy.

Perempuan yang menjabat Kepala Seksi Penyelamatan Damkar itu mengatakan, tim UPT Damkar Pos Merdeka yang dibawahi oleh komandonya sebenarnya dapat diisi oleh sosok perempuan.

Pasalnya, kata Tessy, bukan operasi pemadaman saja yang dilakukan petugas damkar, melainkan ada beberapa bidang lainnya seperti penyelamatan dan bencana.

"Kalau tim saya bisa masuk ke dalam tiga case itu, jadi banyak hal yang memang bisa diisi oleh profil wanita dan ini memang saya akui jarang sekali damkar bisa menyediakan. Jadi di sini saya lebih melengkapi saja," kata Tessy.

Baca juga: 4 Bocah Main Bola di Pulogadung Tersesat Gegara Dikejar ODGJ

Tessy menuturkan, menjadi personel damkar bukan merupakan pilihan. Sebab, dirinya ditunjuk langsung oleh Wali Kota Depok untuk bertugas.

"Jadi gini, saya pernah sering bilang kalau damkar itu bukan pilihan tapi memang kebanggan saya," ujar dia.

Putar otak saat berjibaku padamkan api

Tessy menjelaskan penugasan yang dimaksud. Contohnya, kata dia, seperti saat upaya pemadaman api dalam musibah kebakaran gudang JNE di Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok beberapa waktu lalu.

Kala itu dirinya memobilisasi pasukan UPT Damkar Pos Merdeka untuk bergegas menjinakkan kobaran api yang melahap gudang tersebut.

"Saya memobilisasi pasukan saya untuk bisa masuk ke TKP dengan kondisi minim oksigen, jadi kami harus memakai alat-alat rescue seperti skuba, sarung tangan, masker dan segala macamnya," ujar Tessy.

Baca juga: Kronologi Kebakaran Gudang JNE di Jalan Pekapuran Depok

Apalagi kala itu ada berbagai macam kesulitan untuk memadamkan api yang berkobar di lokasi, salah satunya terkait informasi sumber air yang tak bisa dijangkau damkar.

Dalam situasi seperti itu, sambung Tessy, petugas damkar dituntut harus cerdas dalam mengambil keputusan.

"Kalian bisa bayangin kan, gimana kalau seperti itu. Makanya kami itu kadang sulit dapat informasi di lapangan, dan itu bisa memengaruhi strategi operasi kecepatan pemadaman api," ujar Tessy.

"Itu merupakan suatu tantangan tersendiri buat saya, karena kita dituntut cerdas biar bisa akrobatik dengan TKP yang "aneh-aneh", intinya seperti itu," imbuh Tessy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com