Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desak Lokalisasi Rawa Malang Ditutup, Wali Kota Jakut: Sudah Mulai Ditertibkan

Kompas.com - 23/09/2022, 11:59 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim menyebutkan, pihaknya tengah menertibkan kawasan lokalisasi Rawa Malang, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara.

Hal ini sebagai respons atas pemerkosaan remaja 13 tahun di Hutan Kota, Jakarta Utara, yang lokasinya dekat lokalisasi tersebut.

"Iya, (lokalisasi Rawa Malang mulai ditertibkan). Kami sudah mulai untuk pengawasan dengan aparat kami, Tiga Pilar, dan Satpol PP, sudah mulai rutin ke sana," sebut Ali saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Warga Desak Penutupan Lokalisasi Rawa Malang Imbas Terjadinya Pemerkosaan Remaja di Hutan Kota

Dia menekankan, penertiban ini merupakan upaya jangka panjang. Pasalnya, lokalisasi di area itu sudah ada sejak lama.

"Karena lokasi (prostitusi) di situ bukan 1-2 tahun, sudah cukup lama, jadi kami harus memikirkan untuk pengalihan dan pemanfaatan lahan tersebut," kata dia.

Ali berujar, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara juga sudah memulai program penataan wilayah, termasuk kawasan di Rawa Malang. Pemkot akan membangun jalan inspeksi di sekitar Kali Cakung Drain.

Ia pun memastikan, langkah tersebut diawasi oleh instansi terkait.

"Jadi tidak hanya sewaktu-waktu nanti tumbuh lagi (lokalisasi) seperti itu dan saya juga berharap kepada masyarakat untuk mendukung program ini," kata Ali.

Baca juga: Anak Pelaku Pemerkosaan di Hutan Kota Jakut Dititipkan ke Panti Rehabilitasi, Kriminolog: Harus Diberi Pendidikan Seks

Di samping itu, Pemkot Jakarta Utara juga mencanangkan perluasan Tempat Pemakaman Umum Budi Dharma di Semper Timur dalam upaya penertiban kawasan lokalisasi Rawa Malang.

"Itu kami sedang usulkan supaya bisa dimaksimalkan, dimanfaatkan lokasi tersebut supaya tidak dijadikan lokasi dengan usaha-usaha yang tidak berizin," jelas Ali.

Ketua RW 010 Semper Timur Ahmad Syarifudin sebelumnya berujar, warganya ingin pemerintah segera menutup lokalisasi Rawa Malang.

Baca juga: Korban Pemerkosaan di Hutan Kota Merupakan Yatim Piatu, KPAI Soroti Figur Pelindung Pengganti Orangtua

Desakan warga kembali muncul usai terjadinya kasus pemerkosaan remaja di kawasan Hutan Kota, yang tak jauh dari lokalisasi.

"Maksud saya itu harusnya benar-benar ditutup tanpa ada kecuali. Begitu maksudnya, apalagi dalam keadaan seperti ini (setelah kasus pemerkosaan)," ucap Ahmad, Jumat.

Warga juga mengeluhkan tempat prostitusi tersebut karena menimbulkan kebisingan. Bahkan, mereka pernah melakukan demonstrasi di kantor kelurahan dan kecamatan supaya lokalisasi tersebut ditutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com