JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 1.700 personel gabungan baik kepolisian hingga TNI dikerahkan untuk pengamanan aksi unjuk rasa di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2022).
Aksi unjuk rasa itu dilakukan oleh massa petani dan buruh yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia dan Partai Buruh.
"Kita siagakan 1.700 personel. Hari ini hanya ada kegiatan di patung kuda saja tidak ada (titik) yang lain," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin saat dihubungi, Sabtu.
Menurut Komarudin, aksi demonstrasi massa buruh dan petani itu dalam rangka peringatan Hari Tani yang kegiatannya akan dilaksanakan di tempat lain.
"Pelaksanaan kegiatan hari tani nanti bukan di sini, mereka titik kumpul di sini sekaligus ada ada penyampaian aspirasi juga," ucap Komarudin.
Baca juga: Massa Buruh dan Petani Bakal Demo di Patung Kuda, Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Omnibus Law
Komarudin mengatakan, saat ini jajarannya tengah berkoordinasi dengan koordinator lapangan terkait tempat aksi unjuk rasa untuk menyesuaikan pengalihan arus lalu lintas.
"Kiranya mereka mau menggunakan fasilitas maupun tempat yang kita siapkan, yakni di Gerbang Barat Daya. Kalau misalnya mereka mau di situ alhamdulilah artinya tidak perlu ada arus lalin yang dialihkan," ucap Komarudin.
Sebelumnya, Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan ada beberapa tuntutan yang disuarakan oleh massa aksi dalam rencana aksi demo. Pertama, mendesak reforma agraria.
Buruh mendesak kepada pemerintah untuk memikirkan kesejahteraan petani dengan memastikan memiliki lahan untuk mata pencarian.
Baca juga: Tanggapi Aksi Demo Bela Lukas Enembe, Wapres: Semua Orang Bisa Diproses Hukum...
Selain itu, massa aksi nantinya juga akan meminta kepada pemerintah untuk tidak ada kriminalisasi terhadap petani ketika mereka berjuang untuk mewujudkan reforma agraria.
Tuntutan lain yang akan disuarakan dalam aksi adalah menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang dinilai tidak hanya merugikan buruh, melainkan Tetapi juga berdampak buruk bagi petani.
"Juga akan disuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM telah membuat harga-harga melambung tinggi yang menyebabkan daya beli masyarakat merosot tajam," kata Said Iqbal.
Menurut Iqbal, kebijakan menaikkan harga BBM tidak tepat. Terlebih lagi saat ini harga minyak dunia sedang turun.
Padahal, kata Said Iqbal, harga BBM di beberapa negara yang lebih baik dibandingkan dengan pertalite dan solar bisa dijual dengan harga lebih murah.
“Karena itulah, dalam aksi para petani di Istana, kami juga akan tegas menolak kenaikan harga BBM,” ucap Said Iqbal.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Usai, Massa Aksi 2309 Tinggalkan Kawasan Patung Kuda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.