Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Nelayan Muara Angke karena Harga BBM Naik: Dampaknya Berat Sekali...

Kompas.com - 28/09/2022, 08:00 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beban kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) turut dirasakan oleh nelayan tradisional di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Nelayan bernama Maryadi (47) mengaku sangat berkeberatan karena harga BBM naik. Pasalnya, ia harus mengeluarkan uang lebih besar untuk ongkos pembelian solar agar tetap bisa melaut.

Baca juga: Duka Nelayan Muara Angke, Mesin Mati saat Berlayar hingga Kapal Terbalik karena Badai

"Ya dampaknya berat sekali, di pom kan dijual Rp 6.800, nah kalau dijual ke nelayan kecil itu jadi 7.800," ujar Maryadi saat ditemui Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan kenaikan harga BBM, pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Kenaikan ini berlaku untuk BBM subsidi pertalite dan solar serta BBM non-subsidi pertamax.

Maryadi menuturkan, biasanya membeli bahan bakar di pom bensin. Kendati begitu, ia kerap kali kesulitan mendapatkan solar.

Baca juga: Kisah Maryadi, Nelayan Tradisional Muara Angke yang Berjuang Sekolahkan Anak hingga Sarjana

Adapun solar subsidi yang biasa digunakan Maryadi untuk bahan bakar kapal naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

Meski dikatakan bersubsidi, nelayan tradisional justru mendapatkan harga jual solar yang lebih tinggi.

"Jadi engggak ada subsidi hitungannya sama aja, kenanya jadi mahal. Nelayan kecil yang terbebani," sambung Maryadi.

Para nelayan tradisional, kata dia, harus membeli solar seharga Rp 7.800 per liter.

Padahal, harga asli solar subsidi ialah Rp 6.800 per liter. Tindakan tak jujur dari petugas, menurut dia, menjadi penyebab mahalnya harga solar yang dijual kepada para nelayan.

Baca juga: Imbas Adanya Pulau G, Rute Melaut Nelayan Muara Angke Jadi Lebih Jauh

"Kalau kita beli di pom nelayan kecil enggak bisa beli. Itu liciknya orang pom begitu, jadi dia nguntungin lagi seribu. Kalau dari pemerintah Rp 6.800, udah sampai konsumen, nelayan kecil jadi Rp 7.800," imbuh dia.

Sebelum harga BBM naik, Maryadi menghabiskan uang sekitar Rp 105.000 untuk membeli solar. Kini ia perlu menggelontorkan uang lebih besar yakni sekitar Rp 160.000 untuk 20 liter.

"Terasa sekali makanya jarang berangkat kalau ikannya kosong kan rugi sekali," ucap Maryadi.

Baca juga: Nelayan Muara Angke Minta Diprioritaskan sebagai Penghuni Pulau G

Dia pun berharap agar pemerintah bisa kembali menurunkan harga BBM, supaya para nelayan tetap bisa melaut tanpa harus terbeban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com