Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakorlantas Polri: Pungli Itu Enggak Boleh, Jangan Pakai "Nyuap-nyuap"

Kompas.com - 03/10/2022, 10:19 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Firman Santyabudi menegaskan bahwa tidak boleh ada pungutan liar (pungli) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hal itu disampaikan Firman di depan Wakapolda Metro Jaya Kombes Brigjen Hendro Pandowo dan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, ketika menanggapi temuan pungli di Samsat Polres Metro Jakarta Selatan yang menimpa komedian Soleh Solihun.

Baca juga: 4 Fakta Oknum Petugas Samsat Jakarta Selatan yang Terlibat Pungli

"Ya, ini ada Dirlantas-nya, ada Kapolda-nya. Ya pasti semuanya itu tidak boleh sudah. Kalau soal pungli, jangan tanya saya deh," ujar Firman kepada wartawan, Senin (3/10/2022).

Menurut Firman, perlu kesadaran dan kerja sama semua pihak untuk memberantas praktik pungli dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dia pun turut mengingatkan masyarakat untuk tidak menyuap anggota kepolisian hanya demi mendapatkan prioritas dalam mengajukan pelayanan.

"Jadi pungli itu sudah enggak boleh, sudah makanya jangan pakai nyuap-nyuap. Sabar aja ya. Kepengin cepat-cepat, petugasnya diiming-imingi kayak begitu, nanti imannya rusak," ungkap Firman.

Baca juga: Soleh Solihun Kena Pungli Saat Perpanjangan STNK di Samsat, Simak Biaya yang Harus Dikeluarkan

Firman pun menegaskan bahwa institusi Polri bukanlah tempatnya yang kerap terjadi pungli sebagaimana tudingan sebagai masyarakat.

"Ya kita sama bisa bersihkanlah, tekad kita ke depan. Polisi juga enggak mau terus dituding tempatnya pungli," ucap Firman.

Kakorlantas Polri itu pun kemudian meminta agar jajaran Polda Metro Jaya menelusuri pihak-pihak yang melakukan pungli. Sebab, pelayanan di Samsat juga berbarengan dengan pegawai pemerintah dalam hal pembayaran pajak.

Baca juga: Cuitan Viral Soleh Solihun Kena Pungli, Ini Prosedur Perpanjangan STNK di Samsat

"Cek itu siapa yang pungli, ke mana, supaya laporannya jelas. Kami enggak ingin masyarakat dipersulit, tapi masyarakat tahu prosedurnya. Sehingga kita jelas," kata Firman

"Orang tahunya Samsat polisi, itu kan bayar pajak, urusannya bayar pajak. Terlepas dari apa yang dikenakan ke mereka tidak ada pungutan apa-apa lagi. Masing-masing perwira bisa diminta mengawasi anak buah," pungkas dia.

Sebelumnya, Soleh membagikan cerita soal dugaan praktik pungli pembayaran pajak tersebut melalui akun Twitter @solehsolihun pada Selasa (27/9/2022).

Pada akun Twitter pribadinya, Soleh mengaku tiba di Polda Metro Jaya Selasa sekitar pukul 08.00 WIB.

 

Baca juga: Soleh Solihun Kena Pungli Saat Urus STNK di Samsat, Polisi Klaim Baru Kejadian Pertama Kali

Ia yang bermaksud memperpanjang masa berlaku STNK lima tahunan, kemudian melakukan cek fisik kendaraan.

Namun, pada saat proses cek fisik kendaraan itu, Soleh mengaku dimintakan uang Rp 30.000 oleh oknum petugas Samsat di Polda Metro Jaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com