Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pemerkosaan di Jakut Mulai Pulih, Cerita ke Kak Seto Ingin Jadi Dokter

Kompas.com - 04/10/2022, 07:26 WIB
Zintan Prihatini,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi remaja berinisial R (14), korban pemerkosaan dua kakak beradik berusia 22 dan 24 tahun, disebut mulai berangsur membaik.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto setelah memantau langsung kondisi korban.

"Secara psikologis (korban) sudah stabil. Tetapi tetap harus terus mendapat pendampingan, maka kami terus koordinasi P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak)," papar Kak Seto saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Pemerkosaan Anak terjadi 3 Kali di Jakut, Kak Seto: Ini Fenomena Gunung Es

Diketahui, saat ini korban sudah mendapatkan pendampingan dari psikolog dan dokter yang disiapkan P2TP2A Jakarta Utara.

LPAI, lanjut Kak Seto, siap membantu apabila R membutuhkan hal lain, termasuk pendampingan tambahan dari psikolog.

"Bahkan kami juga akan koordinasi dengan psikolog yang menangani kasus ini. Jadi, saya sendiri sebagai psikolog senior juga kalau memang diperlukan bantuan, sangat siap untuk anak-anak," ungkap Kak Seto.

Usai mengunjungi kediaman R, Kak Seto berkata, remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu tampak lebih tenang. Kepada Kak Seto, R bercerita ingin menjadi seorang dokter.

Baca juga: Pelaku Dugaan Pemerkosaan Anak Disabilitas Ditangkap

Maka dari itu, korban juga ditawarkan untuk bersekolah melalui jalur home schooling yang dimiliki LPAI apabila ia merasa malu ataupun mendapat tindakan bullying di sekolah.

"Yang penting sekarang lihat ke depan dia sampaikan semua permasalahan kepada tim psikolog yang mendampingi selama ini. Kalau misalnya masih ada masalah atau kurang apa saya bilang bisa hubungi kami Kak Seto dari LPAI," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Sekertaris Jenderal Bidang Perlindungan Anak Dewan Pengurus Pusat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia Rouli Octara Rajagukguk menjelaskan, korban dan pelaku adalah tetangga. Motif pemerkosaan diduga karena korban dibujuk dan diancam oleh pelaku.

R diduga diperkosa oleh dua pelaku pada Mei dan Juni 2022, di kontrakan keduanya.

Rouli menuturkan, R tidak lagi bersekolah setelah diperkosa karena mengalami trauma berat. Bahkan, ia lebih sering menangis sambil mengurung diri.

Orangtua korban pun langsung membuat laporan pemerkosaan ke polisi pada 25 Agustus 2022, didampingi ketua RT setempat.

Baca juga: Marak Kasus Pemerkosaan di Jakut, Pemkot Didesak Bentuk Sparta

Namun, para terduga pelaku, kata Rouli, baru ditangkap polisi satu bulan setelahnya yakni pada Rabu (28/9/2022).

"Tapi setelah laporan itu, selama hampir satu bulan belum ada penanganan polisi. Sementara korban ini sudah diancam akan dikeluarkan dari sekolah. Dia mau dikeluarkan dari sekolah karena tidak masuk sekolah setelah kejadian itu (diperkosa)," terang Rouli saat dikonfirmasi, Senin.

Adapun Kompas.com sudah beberapa kali mencoba menghubungi Polres Metro Jakarta Utara, untuk mendapatkan penjelasan terkait kasus dugaan pemerkosaan anak di Kelapa Gading tersebut. Akan tetapi, hingga artikel ini ditayangkan belum ada tanggapan dari pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com