Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak yang Tetap Percaya Imunisasi meski Ramai Warganet Kaitkan Gagal Ginjal Akut dengan BIAN

Kompas.com - 25/10/2022, 06:08 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak semakin bertambah. Di sisi lain masyarakat mulai mengaitkannya dengan imunisasi BIAN.

Ada yang menyebutkan bahwa banyak anak yang terkena gagal ginjal akut misterius akibat efek vaksinasi program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).

Hal ini terlihat dari beberapa unggahan warganet di media sosial Instagram pada Jumat (21/10/2022).

Sebagai informasi, BIAN merupakan imunisasi tambahan untuk campak-rubela serta melengkapi dosis imunisasi polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat.

Baca juga: Ramai soal Vaksin BIAN Diduga Jadi Penyebab Gagal Ginjal pada Anak, Ini Kata Satgas Imunisasi

"Jd nya males ya untuk vaksin2 gtu kalau ada efeknya ke anak yg gak efektif gtu jdnya . Apalagi setelah semenjak ada BIAN gini kok malah jd banyak penyakit aneh," tulis akun Instagram @nsftr***.

"Efek vaksin BIAN ini mah jadi banyak anak anak kena gagal ginjal hmmm," tulis akun Instagram @septian****pratama.

Meskipun ramai warganet yang mempersoalkan itu, nyatanya masih banyak emak-emak yang tetap percaya bahwa tidak ada keterkaitan di antara keduanya.

“Sampai ada bukti empirisnya, saya tidak percaya,” kata Eflin warga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Dinkes DKI Tegaskan Gagal Ginjal Akut Misterius Tak Berkaitan dengan Imunisasi BIAN

Menurut Eflin, sampai saat ini yang diinformasikan dan dipahaminya bahwa penyakit gagal ginjal akut misterius ini tidak ada kaitannya dengan imunisasi, melainkan berkait dengan obat sirup yang mengandung bahan etilen glikol (EG) melebihi ambang batas.

“Tapi kalau misalnya nih vaksin imunisasinya yang tercemar, jadi bukan karena reaksi tubuh terhadap vaksinnya ya, ya mungkin saja,” kata dia.

Namun, saat ini Eflin masih menunggu adanya pernyataan resmi dari hasil penelitian para ahli atau tim epidemiologis Kementerian Kesehatan terkait hal ini.

Selain Eflin, Eli salah satu warga di Ciputat, Tangerang Selatan juga mengatakan bahwa dirinya sampai saat ini masih percaya kalau imunisasi apalagi yang terdaftar dalam program BIAN itu baik untuk anaknya.

Baca juga: Masuki Pekan Terakhir BIAN, Ratusan Anak Telah Disuntik di Kelurahan Jatirangga Bekasi

“Intinya gua enggak percaya kalau (penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak) dikaitin sama imunisasi,” kata Eli saat dihubungi terpisah.

Menurut Eli, dirinya masih percaya kalau imunisai yang ada dapat memberikan daya tahan atau imunitas yang baik untuk anaknya terkait beberapa jenis penyakit sesuai dengan efektivitas vaksin tersebut.

Eli juga banyak belajar dari orang-orang di sekitarnya terkait imunisasi dasar lengkap untuk anak-anak ini.

Teman-teman Eli yang tidak memberikan imunisasi atau tidak membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan untuk dapat imunisasi lengkap dasar, justru cenderung lebih mudah sakit daripada anak Eli sendiri.

Gua melihat mereka tuh malah yang sering sakit gitu lho, anaknya kalau enggak diimunisasi,” kata dia.

“Makanya gua mah ya tetap mau anak gue imunisasi lengkap, enggak kelewatan (jadwalnya). Gua selalu open (terbuka) kalau imunisasi,” ujarnya.

Keyakinan Eli itu disebutkan karena melihat bahwa imunisasi telah dilaksanakan sejak lama, bahkan mulai dari orangtuanya hingga untuk dirinya sendiri saat ia masih kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com