Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI Tegaskan Gagal Ginjal Akut Misterius Tak Berkaitan dengan Imunisasi BIAN

Kompas.com - 24/10/2022, 19:54 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama memastikan tidak ada kaitannya penyakit gagal ginjal akut misterius dengan imunisasi saat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).

“Melihat dari data DKI Jakarta, AKi (gagal ginjal akut) dapat dikatakan tidak berkaitan dengan vaksinasi Covid-19 atau vaksin anak lainnya,” kata Ngabila kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Terus Bertambah, Waspadai Gejala Usai Minum Obat Sirup

Hal ini disampaikan Ngabila menanggapi banyaknya kekhawatiran warganet perihal imunisasi atau vaksin BIAN yang diisukan membuat efek anak-anak banyak terkena gagal ginjal.

"Jd nya males ya untuk vaksin2 gtu kalau ada efeknya ke anak yg gak efektif gtu jdnya . Apalagi setelah semenjak ada BIAN gini kok malah jd banyak penyakit aneh," tulis akun Instagram @nsftr25.

"Efek vaksin BIAN ini mah jadi banyak anak anak kena gagal ginjal hmmm," tulis akun Instagram @septianppppratama.

BIAN diketahui merupakan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat.

Baca juga: Waspada Gangguan Ginjal Akut, Dinkes Tangsel Terbitkan Edaran Penghentian Sementara Obat Sirup

Ngabila menjelaskan, dari seluruh pasien yang terkena gagal ginjal akut yang ditemukan di fasilitas kesehatan pada bulan Oktober 2020, ada sekitar 60 persen yang memiliki riwayat mendapatkan imunisasi BIAN pada Agustus 2022.

Namun, imunisasi yang selama ini dilaksanakan dalam program BIAN merupakan vaksin yang sudah ada dan sejak lama dipakai, serta terbukti aman selama ini.

“Belum ada laporan KIPI pada BIAN, ini karena BIAN juga menggunakan vaksin yang sejak lama dipakai untuk vaksin pemerintah baik itu polio suntik, polio tets, pentavalen, dan campak rubela,” jelas dia.

Ia menegaskan, pemerintah sudah memiliki jalur pelaporan dan penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada setiap orang yang dilakukan imunisasi program yang sudah berjalan sejak lama.

Baca juga: Irjen Teddy Minahasa Resmi Ditahan di Polda Metro Jaya

Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta per tanggal 24 Oktober 2022 ada sekitar 89 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang terkonfirmasi.

Jumlah ini merupakan data kumulatif sejak Januari 2022 hingga 22 Oktober 2022.

Jumlah tersebut telah bertambah dibandingkan data per 19 Oktober 2022, saat itu Dinkes menyebutkan total kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta sebanyak 71 kasus.

Sementara, dugaan gangguan ginjal akut misterius karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia.

Baca juga: Heru Budi Akui Ganti Rugi Pembebasan Lahan untuk Normalisasi Sungai Masih Bolong-bolong

Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol (EG).

Sebagai antisipasi meningkatnya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak itu, Kemenkes meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup.

Selain itu, Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com