Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Deteksi Dini Gagal Ginjal Akut di Puskesmas DKI: Pakai BPJS Gratis, Bayar Mandiri Rp 30.000

Kompas.com - 25/10/2022, 17:25 WIB
Ihsanuddin

Editor

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta yang anaknya mengalami gejala mirip gagal ginjal akut diimbau segera melakukan deteksi dini di pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas terdekat. 

Ada 44 puskesmas tingkat kecamatan di Jakarta yang melayani deteksi dini gagal ginjal akut dengan tarif relatif murah, bahkan gratis jika warga menggunakan BPJS Kesehatan.

Penanggung jawab Hubungan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Aryati Prima, menjelaskan, Puskesmas Mampang Prapatan memiliki fasilitas deteksi dini ginjal akut, yaitu pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum, yang keduanya menggunakan sampel darah.

Hasil pemeriksaan ini dapat diperoleh dalam 1-2 jam saja.

”Selain itu ada tes urin sebagai tambahan pemeriksaan untuk deteksi penyebab gangguan ginjal. Fasilitas ini bisa digunakan untuk mendeteksi kasus gagal ginjal akut yang sedang marak,” ujarnya pada Senin (24/10/2022).

Baca juga: Pusingnya Emak-emak Saat Anak Sakit tapi Takut Berikan Obat Sirup, Khawatir Bahaya Gagal Ginjal Akut

Aryati menjabarkan, hasil tes ureum dan tes kreatinin akan menunjukkan kondisi dan fungsi ginjal seseorang.

Menurut dia, bila hasil menunjukkan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi, ada indikasi gangguan fungsi ginjal.

”Dari hasil tes nanti akan terlihat apakah seseorang sedang bermasalah ginjalnya. Untuk kadar normal ureum itu 20-40 miligram per desiliter, sedangkan kadar kreatinin normal dalam urin adalah 0,5–1,5 miligram per desiliter. Jika kadar kreatinin tiga kali lebih besar atau sekitar 2,5 miligram per desiliter, ada indikasi gangguan fungsi ginjal,” ujarnya.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kreatinin dan ureum yang tinggi, pihak puskesmas akan merujuk ke fasilitas rumah sakit yang lebih lengkap.

Di Jakarta, pemerintah menunjuk Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo sebagai rumah sakit rujukan kasus gagal ginjal akut.

Baca juga: 86 Kasus Gagal Ginjal Akut di DKI, Heru Budi: Tak Semua Domisili Jakarta, Ada Bekasi...

Ia menambahkan, biaya layanan pemeriksaan fungsi ginjal tersebut ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

”Untuk layanan ini masyarakat bisa menggunakan BPJS Kesehatan, jadi bisa gratis,” ujarnya.

Bagi warga tidak memiliki BPJS Kesehatan, puskesmas membebankan biaya sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 143/2018 tetntang Tarif Layanan Pusat Kesehatan Masyarakat. Di dalam Pergub tersebut, tarif layanan tes ureum adalah Rp 25.000 dan tes kreatinin adalah Rp 30.000.

Layanan ini tersedia di hari Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, dan di hari Sabtu pukul 08.00-11.00 WIB.

Deteksi dini cegah fatalitas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com