Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Bagus Pendekatan dalam Keadaan Damai, Jangan Pas Mau Tawuran, Percuma!"

Kompas.com - 04/11/2022, 08:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi tawuran menjadi salah satu masalah kenakalan remaja yang masih terus terjadi sampai saat ini.

Bentrokan antarkelompok maupun antarpelajar di berbagai daerah terus meningkat, termasuk di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Sejumlah kelompok pemuda yang sebagian besar pelajar masih kerap terlibat bentrok di jalanan.

 

Baca juga: Tim Patroli Presisi Dinilai Belum Mampu Atasi Tawuran, Hanya Pemadam yang Tak Mumpuni

Tidak jarang kedua kelompok atau lebih yang terlibat tawuran akan saling serang dengan senjata tajam.

Aksi yang dilakukan para pelaku tawuran tidak hanya mengancam dirinya sendiri, tetapi nyawa orang lain, entah itu musuhnya, ataupun warga yang sedang lewat di lokasi bentrokan.

Berikut beberapa kritikan dari pengamat agar pihak berwenang bisa melakukan kinerja mengatasi persoalan tawuran ini dengan baik.

Baca juga: Tak Sekadar Bubarkan Tawuran, Tim Presisi Diminta Dekati Anak-anak Saat Damai

Jangan hanya jadi pemadam

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menganggap peran Tim Patroli Perintis Presisi belum mampu meredakan aksi tawuran di Jakarta dan sekitarnya.

"Andai kata ada kebakaran, (Tim Presisi) itu lebih menjadi pemadam saja," ujar Ketua Bidang Advokasi Komnas PA Sunarto kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

Bahkan, Sunarto menganggap, sebagai "pemadam" aksi tawuran pun, Tim Patroli Perintis Presisi belum cukup mumpuni.

Sebab, menurut catatannya, aksi tawuran masih kerap terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Anak-anak pelaku tawuran seperti tidak mengenal rasa takut terhadap hukum.

Baca juga: Komnas PA Sarankan Tim Presisi Berbaur di Wilayah yang Rentan Kenakalan Remaja

"Bukan hanya enggak bagus, enggak ada (hasilnya)," lanjut Sunarto.

Kolaborasi berbagai pihak

Sunarto berpendapat, aksi tawuran tak bisa hanya dihentikan melalui tindakan di lapangan, seperti razia, penangkapan, dan sebagainya.

Menurut dia, perlu upaya yang lebih komprehensif dan melibatkan banyak instansi untuk menghentikan aksi kekerasan di tataran remaja Ibu Kota dan sekitarnya.

"Pemerintah lewat Dinas Sosial, polisi, itu memang harus jalan beriringan melakukan kegiatan antarkelompok tawuran itu, misalnya camping bersama anak yang tawuran," ujar Sunarto.

"Tentunya kegiatan itu dilaksanakan dengan pengawasan ketat serta keberanian. Jadi, memang harus terjun langsung," lanjut dia.

Baca juga: Tenteng Senjata Hendak Tawuran, Tiga Pelajar SMA Menginap Semalam di Polsek Palmerah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com