Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pulau Kelapa Minta Pemerintah Segera Atasi Tumpahan Minyak di Laut

Kompas.com - 04/11/2022, 16:37 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sulaeman (50), salah satu warga Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, meminta pemerintah segera mengatasi tumpahan minyak di laut.

Pasalnya, minyak mentah atau pek itu mengganggu aktivitas warga terutama yang berkaitan dengan tangkap ikan. Tumpahan minyak, kata dia, turut mengancam keberadaan ikan-ikan kecil di sana.

"Harapan kami sebagai warga pihak pemerintah maupun swasta bertindak, atau ditindak langsung ini tumpahan minyak karena pencemarannya sudah luar biasa," ungkap Sulaeman kepada Kompas.com, Jumat (4/11/2022).

Baca juga: Warga Mengeluh Tumpahan Minyak di Pulau Kelapa Cemari Perairan hingga Mangrove

Minyak hitam yang masih belum diketahui asalnya itu juga menempel pada pohon mangrove. Sulaeman khawatir, apabila dibiarkan bahan tersebut justru merusak ekosistem yang ada di Pulau Kelapa.

"Kami nanam mangrove ini kan buat lingkungan beberapa tahun ke depan, kalau sekarang mati bagaimana nantinya?" tanya Sulaeman.

Warga, lanjut dia, sesungguhnya banyak mengeluhkan kondisi tumpahan minyak tersebut. Minyak ini merusak keramba warga sekitar. Akibatnya, ikan kecil yang ada di sana pun mati karena tumpahan minyak.

Baca juga: Air Laut Tercemar Tumpahan Minyak, Anak-anak di Pulau Kelapa Terserang Gatal-gatal

Pria warga asli Pulau Kelapa tersebut mendesak agar pihak-pihak terkait dapat mengatasi permasalahan ini.

Tindakan berupa penyisiran wilayah yang terdampak, hingga pembersihan pun diharapkan dilakukan sesegera mungkin.

"Lagi-lagi saya tekankan kepada pihak yang berkepentingan untuk melakukan tindakan langsung atau menyisir pek yang ada di wilayah Pulau Kelapa dan Pulau Harapan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, cemaran minyak mentah itu mengotori pantai yang menghubungkan Pulau Kelapa dengan perairan dangkal di Pulau Harapan.

Sulaeman berkata, minyak sudah mengotori perairan sekitar tiga hari yang lalu.

Akan tetapi, hingga kini warga setempat masih belum mengetahui pihak mana yang harus bertanggung jawab mengatasi pencemaran tersebut.

"Tumpahan minyak baru kali ini terjadi dalam beberapa tahun ini di Pulau Kelapa. Tempo hari itu terjadi di pulau-pulau lain. Sekarang di Pulau Kelapa, saya enggak tahu dari mana sumbernya," jelas Sulaeman.

Dihubungi secara terpisah, Junaedi, Bupati Kepulauan Seribu mengungkapkan aparat kepolisian tengah menyelidiki insiden tersebut.

Penyelidikan dilakukan kepolisian Kepulauan Seribu berkait asal limbah apakah dari kebocoran kilang sumur minyak PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), maupun dari limbah lainnya.

"Hasilnya sementara diambil Polsek Kepulauan Seribu Utara, sebagai alat bukti untuk penyelidikan," ucap Junaedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com