Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro Kontra Pabrik Masker di Perumahan Pondok Karya Tangsel, Serap Tenaga Kerja tapi Ganggu Ketenangan Warga

Kompas.com - 10/11/2022, 13:17 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Keberadaan pabrik masker di kawasan perumahan Jalan Utama 1, Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, memicu pro kontra dari warga sekitar.

 

Sebagian warga menyesalkan penyegelan pabrik itu oleh Satuan Polisi Pamong Praja.

Warga yang pro mendukung pabrik itu terus beroperasi karena dapat menyerap tenaga kerja  warga sekitar.

Namun, sebagian warga lain menolak keras keberadaan pabrik itu lantaran dinilai tak berizin dan menganggu ketenangan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Baca juga: Ngotot Beroperasi meski Tak Ada Izin, Pabrik Masker di Tangsel Disegel untuk Ketiga Kalinya

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Alexander Prabu pun menilai keberadaan pabrik itu harus dilihat dari dua sisi. 

Di satu sisi, ia turut mengapresiasi setiap usaha yang mempekerjakan masyarakat sekitar dengan sistem padat karya.

Ia menilai, hal itu akan banyak membantu pendapatan warga di tengah perekonomian yang lesu akibat pandemi Covid-19.

"Namun tentu semua ikut peraturan yang ada, izin diurus dulu apakah sudah sesuai dengan peruntukan," kata Prabu, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Pabrik Masker yang Disegel di Tangsel Berada di Kawasan Perumahan, Dikeluhkan Warga karena Beroperasi 24 Jam

Jika memang perizinannya sedang diproses oleh pihak industri, maka itulah yang menjadi penentu nasib keberlangsungan usaha tersebut.

Karena dari perizinan akan terungkap jenis usahanya, apakah berbentuk industri rumahan atau malah sebuah pabrik.

"Jadi silakan urus izin lebih dahulu agar pengusaha ada jaminan untuk memulai usaha dengan tenang," jelas Prabu.

"Ajukan saja perizinan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) agar tim bisa menilai ini home industri atau bukan," lanjutnya.

Baca juga: Beda Suara dengan RT Sebelah soal Pabrik Masker, Ketua RT 04: Masalahnya Bukan Bising, tapi Perizinan...

Prabu mengatakan, hanya tim tata ruang kewilayahan yang bisa menilai apakah industri itu bisa berdiri di kawasan permukiman atau tidak.

Pertimbangan itu dilihat dari kriteria-kriteria tertentu yang dimiliki industri tersebut.

"Biarkan dulu tata ruang untuk menilai, kan ada kriteria-kriteria tertentu untuk home industry," kata Prabu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com