Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Sarankan Penyidik Juga Periksa Teman Kerja Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres

Kompas.com - 15/11/2022, 16:47 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto meminta penyidik mendalami lagi keterangan dari saksi-saksi lain terkait dengan kasus tewasnya satu keluarga secara misterius di Kalideres, Jakarta Barat.

Menurut Benny, penyidik jangan hanya sebatas menggali keterangan dari pihak keluarga mengenai kapan terakhir kali mereka berkomunikasi dengan para korban.

"Menurut kami penting sekali bahwa ini, pemeriksaan saksi tidak hanya keluarga sebatas misalkan, 'oh kami putus komunikasi sudah sekian lama, titik,'. Bukan," ujar Benny dalam wawancara bersama Kompas TV, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Otot Mengecil pada Jasad Sekeluarga di Kalideres, Benarkah karena Tidak Makan?

Dalam proses penyelidikan yang dilakukan, Kata Benny, penyidik juga harus menggali keterangan dari pihak-pihak lain yang mungkin mengenal para korban. Benny mencontohkan salah satunya yang dapat digali keterangannya adalah rekan kerja keempat orang tersebut.

"Di tempat kerja mereka pun perlu dilakukan pemeriksaan terhadap teman-temannya. Kebiasaannya bagaimana dan sebagainya," kata Benny.

Benny berpandangan bahwa hal itu perlu dilakukan oleh penyidik dalam mengusut kasus kemarin satu keluarga tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin ada keterkaitan antara riwayat hubungan para korban sebelumnya, dengan motif kematian mereka.

Baca juga: Tukang Jamu Ungkap Kondisi Terakhir Kali Lihat Anak dari Keluarga yang Tewas di Kalideres, Berubah Kurus dan Pucat

"Tentunya identifikasi masing-masing korban perlu diperdalam. Bagaimana perbuatan mereka, bagaimana pekerjaan mereka," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang sebelumnya terganggu dengan bau tak sedap di daerah permukimannya.

Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur. Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi terlentang di sofa ruang tamu.

Baca juga: Polisi Cek Suhu dan Kelembapan Rumah Keluarga yang Tewas di Kalideres untuk Ketahui Waktu Pembusukan

Sejauh ini, polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda. Tetapi waktu tewas satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu diperkirakan terjadi lebih dari dua pekan lalu.

Tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam. Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga itu. Jasad keempatnya hingga kini masih diperiksa petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ris Astuti (64), adik kandung Margaretha mengungkapkan, dirinya sudah lama tidak berkomunikasi dengan kakaknya itu. Sepanjang ingatannya, kontak terakhir itu berlangsung sekitar lima tahun lalu.

"Kami sudah lama enggak saling kontak. (Terakhir berkomunikasi) mungkin lima tahun lalu," ujar Ris saat dijumpai di Mapolsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).

Komunikasi terakhirnya itu pun hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Tidak ada topik percakapan lainnya.

Adapun, pertemuan terakhir mereka jauh lebih lama dari komunikasi terakhir itu, yakni sekitar 20 tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com