JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat potensi pergerakan tanah yang rawan longsor di Jakarta pada Januari 2023 meluas jadi 15 titik.
Angka itu bertambah dibandingkan Desember 2022 yang hanya ada di 10 titik karena cuaca ekstrem.
“Kepada lurah, camat dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, Selasa (10/1/2022).
Baca juga: 14 Wilayah di Jakarta Berpotensi Tanah Bergerak, Ahli: Itu Kondisi Wajar, tapi Bisa Jadi Bencana...
Isnawa berujar, potensi soal pergerakan tanah ini berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," ucap Isnawa.
Isnawa menyebut pergerakan tanah dapat terjadi saat curah hujan di atas normal di zona menengah, seperti daerah yang berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, atau pun tebing jalan.
Pergerakan tanah juga terjadi saat lereng mengalami gangguan. Kemudian, di zona tinggi, gerakan tanah lama dapat kembali aktif.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah.
Baca juga: Peringatan Dini Pergerakan Tanah di Jakarta, Ini Wilayah yang Berpotensi Terkena
Adapun 15 titik di Jakarta yang memiliki potensi pergerakan tanah, yakni Jakarta Pusat meliputi wilayah Kecamatan Menteng.
Jakarta Pusat
• Menteng
Jakarta Selatan
• Cilandak
• Jagakarsa
• Kebayoran Baru
• Kebayoran Lama
• Mampang Prapatan
• Pancoran
• Pasar Minggu
• Pesanggrahan
• Tebet
Jakarta Timur
• Cakung
• Kramatjati
• Matraman
• Pasar Rebo
• Pulo Gadung
Baca juga: Pergerakan Tanah Berpotensi Terjadi di 10 Kecamatan di Jakarta, Ini Daftarnya