Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Sopir Taksi "Online" yang Dibunuh Anggota Densus 88 Pingsan Usai Saksikan Rekonstruksi

Kompas.com - 16/02/2023, 17:10 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rusni Masna (59), istri sopir taksi online yang dibunuh anggota Densus 88 Anti Teror bernama Bripda Haris Sitanggang, pingsan setelah selesai menyaksikan rekonstruksi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (16/2/2023).

Pantauan Kompas.com, Rusni yang sebelumnya khusyuk menyaksikan setiap adegan yang diperagakan ulang oleh Haris, tiba-tiba menangis histeris saat rekonstruksi selesai.

Sambil melihat tersangka yang dibawa penyidik kembali ke ruang tahanan, Rusni mengungkapkan isi hatinya dan menyebut Bripda Haris sebagai penjahat.

"Haris! Tega sekali kamu menghabisi nyawa suamiku. Banyak kau bohong. Suamiku baik, Haris. Suamiku baik!" kata Rusni dengan nada tinggi.

Baca juga: Haris! Tega Sekali Kau Habisi Nyawa Suamiku...

Rusni juga mempertanyakan motif sebenarnya di balik aksi pembunuhan tersebut. Sebab, Rusni tak percaya bahwa Haris membunuh Sony karena ingin mencuri kendaraan.

Sesaat kemudian, Rusni yang berdiri di samping tim kuasa hukumnya pingsan. Dia kemudian langsung dievakuasi oleh sejumlah anggota kepolisian yang berada di lokasi.

Sementara itu, penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya langsung membawa Bripda Haris ke ruang tahanan.

Adapun rekonstruksi itu bukan dilaksanakan di tempat kejadian perkara (TKP), yakni di Perumahan Bukit Cengkeh, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, melainkan di pelataran Markas Polda Metro Jaya.

Baca juga: Rekonstruksi Selesai, Bripda Haris Ulangi 40 Adegan Pembunuhan Sopir Taksi Online di Depok

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan bahwa terdapat 40 adegan yang diperagakan oleh Bripda Haris dalam rekonstruksi tersebut.

"Rekonstruksi ini ada 40 adegan ya, dimulai dari sebelumnya terjadi, pada saat terjadi peristiwa tersebut, sampai dengan pasca-kejadian," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Kamis.

Trunoyudo menambahkan, selanjutnya penyidik akan menganalisis hasil rekonstruksi, sekaligus melengkapi berkas perkara pembunuhan tersebut.

"Saat ini proses belum berhenti, tentu melengkapi apa-apa yang menjadi kesesuaian yang didapat tadi. Akan kami lakukan analisis yang kemudian akan diwujudkan dalam bentuk berita acara, dan ini adalah kelengkapan proses penyidikan," pungkas Trunoyudo.

Baca juga: Bripda Haris Kabur ke Terminal dan Mengaku Korban Perampokan Usai Bunuh Sopir Taksi Online

Untuk diketahui, pembunuhan tersebut terjadi di Perumahan Bukit Cengkeh 1, Cimanggis, Depok, pada 23 Januari 2023.

Saat itu, Sony ditemukan warga dalam kondisi terkapar di samping mobil Avanza merah bernomor polisi B 1739 FZG di Jalan Nusantara, RT 006 RW 015, sekitar pukul 04.20 WIB.

Polisi menjelaskan bahwa Bripda Haris tertangkap beberapa jam setelah jasad Sony ditemukan. Penyidik berhasil mengidentifikasi pelaku dari sejumlah petunjuk yang ditemukan di mobil korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com