JAKARTA, KOMPAS.com - Muji yang merupakan petugas Rumah Pompa Waduk Pluit menumpahkan curhatannya tentang pekerjaan yang ia tekuni selama 10 tahun terakhir.
Dia mengeluh tentang masyarakat yang masih saja membuang sampah ke bantaran kali dan sungai. Permasalahan tersebut masih sama seperti sebelumnya.
"Sebenarnya kalau kita untuk masalah kendala, paling sampah. Karena, bagaimana lagi, masyarakat kesadaran untuk tidak membuang sampah di kali masih susah," kata Muji saat ditemui Kompas.com pada Rabu (1/1/2023).
Menurut Muji, semuanya tidak akan membuahkan hasil jika masyarakat masih tidak sadar dengan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
"Kembali lagi, ke masyarakat lagi. Sekarang sampah mau diambil tiap hari sama petugas, tapi buang setiap hari, ya sama saja. Tetap, permasalahan di Indonesia itu tetap sampah," kata Muji.
Baca juga: 3 Mesin Rusak, Rumah Pompa Waduk Pluit Kewalahan Saat Dapat Air Kiriman Bareng Hujan Lebat
Pria berusia 42 tahun itu berujar, masyarakat kini lebih banyak menyalahkan pihak berwenang, dibanding introspeksi diri lebih jauh.
Pasalnya, bagi Muji, semua pihak harus saling bergotong-royong demi lingkungan yang baik kelak.
"Masyarakat sekarang apa-apa yang disalahkan pemerintah, tapi kesadaran buang sampah masih kurang," ucapnya.
Kemudian, Muji membuktikan dengan 3 dari 10 kerusakan Pompa Waduk Pluit yang salah satunya disebabkan oleh sampah.
"Selain pemakaian, ya kondisi air, karena kita berhadapan langsung sama air laut ada korosi air asin. Yang kedua, ya sampah itu utama. Karena pompa itu kan kerusakan paling banyak dari sampah," ungkap Muji.
Baca juga: 3 Pompa di Waduk Pluit Rusak, Ada 7 yang Masih Beroperasi
Di sisi lain, Muji memastikan bahwa 3 kerusakan Pompa Waduk Pluit tersebut saat ini sedang diperbaiki.
Ia juga memastikan, 7 pompa yang saat ini beroperasi masih mampu menampung curah hujan di Jakarta, terkecuali ada kiriman air dari daerah lain.
"Ya sebenernya sih, kalau untuk kondisi curah hujan untuk DKI, sebenernya kemungkinan masih mampu," kata Muji.
"Kadang kan kita yang tidak terbendung ini kan kiriman, kiriman belum selesai, Jakarta terkena curah hujan yang tinggi. Yang bikin kewalahan itu," ucap Muji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.