JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Asemka, Pinangsia, Jakarta Barat menjadi tempat strategis bagi pedagang pernak-pernik menggelar lapaknya. Di sinilah Andi Firmanto (37) mengais rezeki dengan berjualan hiasan khas Lebaran.
Saat ditemui, Andi terlihat sedang sibuk membuat hiasan berbentuk ketupat dari pita bernuansa hijau. Dia lalu memasukkan dakron ke dalamnya.
Andi berdagang menggunakan gerobak yang hanya cukup memamerkan puluhan hiasan khas Lebaran tersebut. Pria asal Jepara, Jawa Tengah ini mengaku berdagang hanya di momen tertentu, termasuk saat HUT RI dan Idul Fitri.
"Saya dagang sesuai tema, ngikutin kalau 17-an jual bendera. Kalau ini kan lagi musim Lebaran, jadi saya bikin ketupat," ujar Andi saat ditemui Kompas.com di Jalan Asemka, Senin (3/4/2023).
Baca juga: Pedagang Takjil yang Viral di Mangga Besar bisa Habiskan 30 Kg Ubi dan 25 Kg Singkong Setiap Hari
Andi berjualan bersama beberapa pedagang yang berjejer di sepanjang ruas jalan tak jauh dari Pusat Grosir Asemka. Andi menyebut produksi hiasan ketupat itu dibuat secara manual. Jika ada pesanan, dia bisa membuat hingga ratusan hiasan ketupat.
"Ini sehari bisa Rp 1,5 juta. Ini kan ada pesenan, ada sekitar 180 buah," ucap Andi.
Meskipun lapaknya terbilang kecil, Andi menuturkan bahwa para pembeli yang berkunjung untuk membeli hasil tangannya itu tak "kaleng-kaleng". Dia kerap menerima pesanan dari pihak bank, perkantoran, hingga pemerintahan.
"Jarang (yang beli per orangan). Ini paling yang kecil-kecil, parsel itu anak sekolah ada banyak itu. Katanya dari gurunya harus bawa ketupat, hiasan begitu," tutur Andi.
Baca juga: Saat Istri Sekda Riau Diduga Berbohong, Mengaku Beli Tas KW di Mangga Dua, tetapi Dibantah Pedagang
Andi menjual berbagai ukuran hiasan ketupat, mulai dari 15 sentimeter hingga 40 sentimeter. Harganya pun bervariatif, mulai Rp 15.000-Rp 50.000.
Selama puluhan tahun bergelut menjadi pengrajin hiasan, Andi bisa meraup keuntungan hingga Rp 500.000 per hari. Namun, saat hujan, Andi harus menggigit jari karena terpaksa menutup lapak dan hanya mengantongi uang sekitar Rp 200.000.
"Kalau lagi hujan, kan otomatis dorong gerobak ke seberang jadi biar enggak kehujanan. Ini aja terang baru buka lapak lagi," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.