JAKARTA, KOMPAS.com - Kegiatan "Hapus Tato Ramadhan" yang berlangsung di Ruang Aula Blok C, Kantor Wali Kota Jakarta Timur, dimanfaatkan masyarakat karena gratis.
"Pendaftaran (dan kegiatannya) gratis, jadi saya ikut karena gratis. Kalau hilangin tato sendiri, bayarnya mahal, bisa Rp 20 jutaan," ujar dia di lokasi.
Dede menuturkan, ia mulai menato tubuhnya sejak 2006. Pada saat itu, ia tergiur melihat tampilan teman-temannya.
Dede pun mengikuti teman-temannya dan menato tubuhnya. Namun, ia menjadi kecanduan.
Akhirnya, tato tidak hanya tampak pada tangannya, juga wajah dan kepalanya.
Baca juga: Warga Hapus Tato Gratis, Agar Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata
Selain karena gratis, alasan lain yang membuat Dede mengikuti kegiatan hapus tato adalah keengganannya untuk dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
"Ini keinginan sendiri, bukan permintaan orang lain. Pingin hapus tato aja. Habisnya kalau dipandang sebelah mata sama orang-orang, jadi kayak bagaimana gitu (kurang mengenakkan)," jelas Dede.
Tidak hanya itu, Dede juga ingin menghapus tato karena ingin menjadi orang yang lebih baik, serta dipandang oleh keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
"Apalagi sebentar lagi bakal punya istri. Takutnya orangtuanya enggak menerima saya," pungkas Dede.
Kegiatan hapus tato gratis digelar oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Jakarta Timur.
Baca juga: Ingin Jadi Lebih Baik, Sejumlah Warga Hapus Tato Gratis di Kantor Wali Kota Jakpus
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, kegiatan tahun ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan.
"Banyak saudara-saudara yang hijrah dan tidak ingin bertato, mungkin (dulu) pergaulannya kurang baik. Kami enggak lihat suku dan agamanya apa. Warga yang ingin menghapus tato kami terima dengan baik," ujar dia di lokasi.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua III Bidang Keuangan Baznas Bazis DKI Jakarta Rini Suprihartanti menuturkan, kegiatan dilakukan untuk memfasilitasi masyarakat.
"Sehingga mereka punya kepercayaan diri dan menjadi terbuka saat ingin beribadah dan juga mendapat akses kalau mau bekerja," jelas Rini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.