Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nur Iman, Tertarik Jadi Masinis karena Seragamnya Keren

Kompas.com - 19/04/2023, 09:48 WIB
Rizky Syahrial,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nur Iman (32), masinis kereta api yang selalu bertugas saat Lebaran, membagikan pengalamannya saat pertama kali tertarik dengan bidang pekerjaannya.

Iman bercerita, ia sejak kecil tak pernah bermimpi jadi masinis.

Bahkan, ia sempat berpindah-pindah pekerjaan sebelum akhirnya melihat lowongan sebagai masinis pada tahun 2014.

"Mungkin kalau cita-cita, dari saya kecil ya banyak. Awalnya mau jadi dokter, mau jadi polisi, namun setelah beranjak dewasa kerja dari satu tempat ke tempat lain, dapat informasi ternyata Kereta Api buka lowongan jadi masinis," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Depo KAI Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Nur Iman Tak Pernah Lagi Lebaran Bareng Keluarga Sejak Menjadi Masinis Kereta

Setelah melihat lowongan tersebut, hatinya mulai terpanggil untuk menggeluti profesi ini.

Menurut Iman, pada saat itu sampai mencari informasi terkait profesi masinis, baik dari media sosial bahkan dari internet.

"Saya cari informasi di internet, sosial media Instagram, dan ternyata saya berpikir 'wah keren juga ya jadi masinis'," kata dia.

Bahkan, Iman mengaku tidak melihat profesi masinis dari besaran gajinya.

Ia mengaku tertarik dengan seragam masinis yang terlihat keren saat dipakai.

"Awalnya saya enggak lihat dari finansial tetapi dari seragam. Wah keren juga gitu ya," tutur dia.

"Dengan proses yang saya lalui, akhirnya saya diterima menjadi masinis dengan mengikuti pendidikan dua tahun, dan sampai sekarang saya masih tetap di PT KAI," papar dia.

Baca juga: Cerita Masinis Nur Iman, Diprotes Keluarga karena Selalu Bertugas pada Hari Lebaran

Ia mengatakan, pendidikan yang ia geluti untuk menjadi masinis yakni melalui Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo, Yogyakarta.

Setelah bersekolah di BPTT Darman Prasetyo, ia pun kembali ke Jakarta untuk belajar praktik jalan menggunakan lokomotif kereta.

"Setelah dua bulan kami balik lagi ke kantor ada pelajaran seperti mengenal lintas, kemudian praktik jalan, setelah itu semua dilalui baru kami dilepas sebagai masinis," ungkap dia.

Selama menjadi masinis, Iman mengaku memiliki banyak teman dan lingkungan baru. Namun yang lebih utama, ia merasa bersyukur atas pendapatannya saat ini.

"Jadi teman itu biasanya di luar kota kami ketemu teman satu pendidikan, akhirnya bisa ngobrol bareng begitu. Kalau misalkan dinas ke luar kota," tambah dia.

"Yang utama sih dari gajinya Alhamdulillah," sambungnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com