JAKARTA, KOMPAS.com - Resijati Wasito (63) telah menjadi polisi hutan di Taman Wisata Alam Angke (TWA), Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, selama 15 tahun.
Meski telah pensiun pada tahun 2017 lalu, dia tetap datang bekerja setiap harinya ke TWA dari rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, karena mengaku telah ‘terikat’ dengan konservasi hutan mangrove.
“Saya pertama kerja (di TWA) dari tahun 2002 karena orang lain enggak ada yang mau masuk ke sini,” ujar pria yang akrab disapa Jati itu kepada Kompas.com, Senin (25/4/2023).
Baca juga: Kisah Jati dkk Bantu Rawat Masjid Al-Hikmah PIK, Padahal Bukan Marbut Melainkan Polisi Hutan
Jati bercerita, dulu kawasan TWA adalah tambak liar yang dikuasai oleh segelintir orang.
“Di sini (dulu) kan konflik dengan masyarakat, mereka (yang ditawarkan bertugas di TWA) takut dibunuh. Saya kan beberapa kali mau dibunuh sama orang-orang (pemilik) tambak liar karena mereka punya kepentingan di sini,” tutur dia.
“Kalau saya kan tugas dari negara. Saya dikasih surat tugas berdasarkan tugas saya, yang mau enggak mau saya harus melaksanakan sebagaimana mestinya,” sambung dia.
Sewaktu pertama kali bekerja di TWA, Jati masih berstatus sebagai anggota dari polisi hutan tersebut. Setelah itu, sekitar tahun 2005 dia dipercaya sebagai Komandan Resor Jakarta Utara.
“Saya dulu cuma pegang Margasatwa dan Taman Wisata Alam. Lalu saya juga jadi membawahi Pulau Rambut, Pulau Bokor, dan empat pelabuhan juga,” papar Jati.
Jati mengatakan, dirinya begitu mencintai konservasi dan penjagaan hutan.
Alasan dia bertahan selama 15 tahun menjalankan pekerjaannya adalah karena ingin mengembalikan hutan yang rusak.
“Saya pengin mengembalikan hutan seperti semula. Minimal ya, 70-80 persen bisa terlihat hijau lagi, itu saja,” tutur Jati.
Selepas pensiun, Jati mengaku memang ambisinya itu belum sepenuhnya terlaksana. Akan tetapi, telah ada perkembangan dari hasil kerja kerasnya.
“Saya sih, target belum terselesaikan. Masih ada lahan-lahan yang kosong, mudah-mudahan bisa tertanami semua,” ujar dia.
Baca juga: Teduhnya Masjid Kayu Al Hikmah PIK, Seolah Terapung di Tengah Hutan Mangrove
“Tapi sudah ada progres, kayak penanaman di Blok D (TWA). Jadi ke depannya semakin bagus dan ini pun sebenarnya menghasilkan oksigen buat orang DKI ini,” sambung dia.
Jati berharap, kawasan DKI Jakarta dapat kembali hijau dan hewan yang hidup di antaranya bisa hidup dengan sejahtera.
“Semoga kawasan Jakarta itu hijau royo-royo dan berkicau jadi hutan yang hijau. Satwanya pun hidup dengan sejahtera,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.