Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jati jadi Polisi Hutan di PIK: Tak Takut Dibunuh hingga Masih Bekerja Usai Pensiun

Kompas.com - 25/04/2023, 09:43 WIB
Xena Olivia,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Resijati Wasito (63) telah menjadi polisi hutan di Taman Wisata Alam Angke (TWA), Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, selama 15 tahun.

Meski telah pensiun pada tahun 2017 lalu, dia tetap datang bekerja setiap harinya ke TWA dari rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, karena mengaku telah ‘terikat’ dengan konservasi hutan mangrove.

“Saya pertama kerja (di TWA) dari tahun 2002 karena orang lain enggak ada yang mau masuk ke sini,” ujar pria yang akrab disapa Jati itu kepada Kompas.com, Senin (25/4/2023).

Baca juga: Kisah Jati dkk Bantu Rawat Masjid Al-Hikmah PIK, Padahal Bukan Marbut Melainkan Polisi Hutan

Jati bercerita, dulu kawasan TWA adalah tambak liar yang dikuasai oleh segelintir orang.

“Di sini (dulu) kan konflik dengan masyarakat, mereka (yang ditawarkan bertugas di TWA) takut dibunuh. Saya kan beberapa kali mau dibunuh sama orang-orang (pemilik) tambak liar karena mereka punya kepentingan di sini,” tutur dia. 

“Kalau saya kan tugas dari negara. Saya dikasih surat tugas berdasarkan tugas saya, yang mau enggak mau saya harus melaksanakan sebagaimana mestinya,” sambung dia. 

Sewaktu pertama kali bekerja di TWA, Jati masih berstatus sebagai anggota dari polisi hutan tersebut. Setelah itu, sekitar tahun 2005 dia dipercaya sebagai Komandan Resor Jakarta Utara.

“Saya dulu cuma pegang Margasatwa dan Taman Wisata Alam. Lalu saya juga jadi membawahi Pulau Rambut, Pulau Bokor, dan empat pelabuhan juga,” papar Jati.

Masjid Al-Hikmah yang terletak di Taman Wisata Alam Angke, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)Xena Olivia Masjid Al-Hikmah yang terletak di Taman Wisata Alam Angke, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)

Ingin perbaiki hutan

Jati mengatakan, dirinya begitu mencintai konservasi dan penjagaan hutan.

Alasan dia bertahan selama 15 tahun menjalankan pekerjaannya adalah karena ingin mengembalikan hutan yang rusak.

“Saya pengin mengembalikan hutan seperti semula. Minimal ya, 70-80 persen bisa terlihat hijau lagi, itu saja,” tutur Jati.

Selepas pensiun, Jati mengaku memang ambisinya itu belum sepenuhnya terlaksana. Akan tetapi, telah ada perkembangan dari hasil kerja kerasnya.

“Saya sih, target belum terselesaikan. Masih ada lahan-lahan yang kosong, mudah-mudahan bisa tertanami semua,” ujar dia.

Baca juga: Teduhnya Masjid Kayu Al Hikmah PIK, Seolah Terapung di Tengah Hutan Mangrove

“Tapi sudah ada progres, kayak penanaman di Blok D (TWA). Jadi ke depannya semakin bagus dan ini pun sebenarnya menghasilkan oksigen buat orang DKI ini,” sambung dia.

Jati berharap, kawasan DKI Jakarta dapat kembali hijau dan hewan yang hidup di antaranya bisa hidup dengan sejahtera.

“Semoga kawasan Jakarta itu hijau royo-royo dan berkicau jadi hutan yang hijau. Satwanya pun hidup dengan sejahtera,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com