JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak korban kebakaran di kawasan Tembok Bolong, Penjaringan, Jakarta Utara, masih belum mendapatkan bantuan peralatan sekolah.
Untuk diketahui, peralatan sekolah mereka ludes terbakar dalam kebakaran yang terjadi pada Sabtu (22/4/2023) lalu.
Hal itu membuat para korban merasa khawatir dengan kelanjutan sekolah anak-anaknya, salah satunya Arsiah (53).
Ia mengatakan saat ini belum mendapatkan bantuan alat sekolah untuk dua anaknya yang duduk di bangku SD kelas tiga dan SMK kelas dua.
Arsiah pun mengaku sangat gelisah memikirkan nasib kedua anaknya yang belum dapat bantuan alat-alat sekolah.
Padahal, kedua anaknya akan mulai menjalani kegiatan sekolah pada Selasa (2/5/2023) esok, usai libur Lebaran.
Sampai saat ini, ia hanya menerima bantuan berupa satu pasang seragam putih merah untuk anaknya yang masih SD.
Ia berencana akan datang ke sekolah anak-anaknya, agar para guru dapat memaklumi keadaannya saat ini.
Baca juga: Masa Mengungsi di Tenda Darurat BPBD DKI Habis, Korban Kebakaran Muara Angke Terpaksa Pindah
Arsiah terpaksa datang pada Selasa esok karena belum mendapatkan respons soal anak-anaknya yang menjadi korban kebakaran.
"Paling hari Selasa saja pas ada bu gurunya. Saya datang ke sekolah antar anak saya," ucap Arsiah saat ditemui di tempat pengungsian, Jumat (28/4/2023).
"Saya minta kejelasan dari pihak sekolah, bisa sekolah atau tidak. Yang penting saya usaha dulu," lanjutnya.
Arsiah mengatakan, jika pihak sekolah tidak mengizinkan masuk dengan keterbatasan perlengkapan sekolah, ia terpaksa membiarkan anak-anaknya tidak sekolah terlebih dahulu.
Baca juga: Korban Kebakaran di Muara Angke Harapkan Bantuan Material untuk Bangun Rumah Kembali
"Kalau misalnya diperbolehkan pakai baju bebas, ya gapapa saya suruh sekolah anak saya. Tapi kalau enggak boleh, ya enggak sekolah dulu berarti," ucap dia.
"Belum kebeli alat-alat sekolah itu, kalau mau beli belum ada uang, ludes terbakar semua," tutur dia.
Salah satu anak Arsiah, MAI (11) mengaku tidak malu jika harus bersekolah tanpa alat tulis ataupun tidak memakai seragam.