Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Mulai Hitung Jumlah Kerugian Korban Investasi Bodong di Bekasi

Kompas.com - 09/05/2023, 21:01 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bekasi Kota terus menginventarisasi total kerugian korban kasus investasi bodong bernilai miliaran rupiah.

Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota Erna Ruswing Andari mengatakan, inventarisasi itu dilakukan guna mencari berapa total korban dan kerugian pasti akibat dugaan tindak penipuan tersebut.

"Kami inventarisasi (hitung) terlebih dahulu secara jumlah. Kami juga akan menunggu dari korban-korban yang lainnya dalam hal ini masih proses pemeriksaan," ucap Erna kepada wartawan di Bekasi, Selasa (8/5/2023).

Baca juga: Selidiki Kasus Investasi Bodong Miliaran Rupiah, Polres Bekasi Minta Korban Lain Melapor

Polisi sendiri masih mencari bukti-bukti lain guna memproses laporan para korban.

Pihaknya pun masih terus memeriksa keterangan dari para saksi yang melapor.

"Untuk sementara, kami masih cari saksi dulu, pengembangannya di saksi dan bukti-bukti lainnya," ucap Erna.

"Kami belum bisa menentukan mengenai berapa jumlah korban yang sudah melapor, karena masih menunggu dan sejauh ini masih dalam tahap penyelidikan," kata dia lagi.

Baca juga: Kronologi Investasi Bodong di Bekasi, Dimulai dari Iming-iming Keuntungan Besar

Diberitakan sebelumnya, ratusan orang menjadi korban investasi bodong yang dilakukan oleh terduga pelaku D dan A.

Salah satu korban yakni Jaka Viranda menyebut, dirinya bahkan sudah rugi puluhan juta rupiah setelah ia menyetor uang kepada terduga pelaku D.

"Total uang saya ada Rp 20.300.000 yang ada di dia (terduga pelaku D)," ucap Jaka, Selasa kemarin.

Investasi bodong tersebut menawarkan skema yang menggiurkan. Pemodal disebut akan mendapatkan untung hingga lebih dari 50 persen.

Promo itu pun berjalan lancar pada awal-awal investasi tersebut dibuka.

"Arisan sudah mulai dari tahun di bulan Januari 2022. Kemudian di akhir tahun, mulai menawarkan promo investasi, namanya promo investasi cuan," kata Jaka.

"Misalnya taruh uang Rp 2 juta, akan kembali Rp 3,5 juta. Awal-awal memang lancar pengembaliannya, tapi saya tidak tahu sistemnya seperti apa, kalau saya ke D ini percaya karena rumah dekat dengan orangtua dan saya tahu juga rumahnya," ucap Jaka.

Baca juga: Terduga Pelaku Investasi Bodong di Bekasi Disebut Kabur ke Jawa Tengah

Investasi yang awalnya berjalan lancar itu pun kemudian tersendat. Hingga pada akhir April 2023, keuntungan yang ditawarkan tak kunjung cair.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com