Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggerebekan dan Razia Dinilai Hanya Akan Perkuat Jaringan Narkoba di Kampung Bahari

Kompas.com - 11/05/2023, 13:01 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, menilai jaringan peredaran narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sudah mengakar.

Menurut dia, hal ini terjadi lantaran bisnis narkoba sudah menjadi salah satu sumber ekonomi bagi sebagian masyarakat di sana.

Dengan demikian, Rakhmat memandang bukan tak mungkin perlawanan dari sekelompok orang akan terus terjadi atau bahkan semakin kuat setiap kali adanya penggerebekan di kawasan sarang narkoba itu.

Baca juga: Sudah Saatnya Polisi Tinggalkan Cara Represif untuk Basmi Narkoba di Kampung Bahari

"Dan polisi seharusnya sudah tahu Kampung Bahari ini jaringannya seperti apa. Ketika kepolisian melakukan operasi dan razia itu, mereka terancam lumbung ekonominya," ucap Rakhmat kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Setiap kali lumbung ekonominya terancam, kata Rakhmat, secara spontan masyarakat yang terlibat dalam peredaran narkoba di sana akan berupaya mempertahankan itu.

"Jaringan itu merasa pendekatan (represif) itu sebagai ajakan perang. Apalagi kalau mereka sudah kuat, memiliki jaringan, dan terlembagakan secara masif," ucap Rakhmat.

Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Utara melalukan penggerebekan di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (8/5/2023).DOK. Istimewa Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Utara melalukan penggerebekan di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (8/5/2023).

Dengan demikian, Rakhmat berujar, pendekatan represif seperti penggerebekan tidak akan pernah menyelesaikan masalah narkoba di Kampung Bahari.

Baca juga: Misteri Sosok Penyerang Polisi Setiap Kali Kampung Bahari Digerebek, Bukan Warga Asli Setempat?

Pendekatan ekonomi yang tidak tersentuh di Kampung Bahari itu kerap membuat pemerintah dan polisi mengambil kesimpulan bahwa langkah yang paling mudah adalah represif.

"Ini tidak akan menyelesaikan masalah karena akan berulang. Pemerintah hanya melihat seolah sudah buntu jalan keluarnya," ucap Rakhmat.

Padahal sebetulnya, kata dia, kalau pemerintah dan kepolisian mau berpikir dialogis. Ada cara lain yang lebih halus meskipun perlu waktu dan proses yang panjang.

Apabila pendekatan dialogis itu bisa secara konsisten dilakukan, kata Rakhmat, masalah narkoba di Kampung Bahari bisa diselesaikan perlahan dan lebih berkelanjutan.

"Untuk itu, perlu pendekatan alternatif yang menyinggung aspek ekonomi, baik itu pekerjaan, mata pencaharian. Sampai saat ini belum tersentuh atau belum maksimal," kata dia.

Baca juga: Sulitnya Menembus Benteng Pertahanan di Kampung Narkoba Bahari, Polisi Sampai Menarik Diri

Saat ini, kata Rakhmat, polisi sudah dilihat sebagai musuh bersama yang menggoyahkan lumbung ekonomi jaringan narkoba yang ada di Kampung Bahari.

Oleh karena itu, polisi dinilai tidak bisa turun sendirian untuk mengatasi masalah di sana karena otoritas mereka hanya pada sektor keamanan.

Menurut Rakhmat, persoalan ekonomi yang sudah menjadi akar masalah narkoba di Kampung Bahari sudah di depan mata.

"Maka tak ada alasan bagi mereka menolak diajak masuk ke jaringan narkoba. Maka perlu dijaga orang miskin itu supaya bisa punya mata pencaharian pekerjaan dan penghasilan," tutur Rakhmat.

Baca juga: Kehadiran Jaringan Narkoba Lebih Besar Dicurigai Sedang Mengintai Warga Miskin di Kampung Bahari

Seperti diketahui, polisi sempat dibuat kalang kabut dan menarik diri akibat serangan balik dari sekelompok orang saat razia pada Senin (8/5/2023) lalu, baik itu dengan lemparan batu, kayu, bahkan petasan.

Dengan situasi tersebut, Rakhmat mengatakan sudah saatnya polisi tidak menggunakan cara represif, misalnya dengan penggerebekan, razia, atau semacamnya.

Pendekatan represif itu selamanya akan dianggap sebagai serangan dari kepolisian kepada mereka yang berada dalam jaringan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com