Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusunawa Marunda Krisis Air Bersih, Penghuni Sampai Beli Mesin Pompa Air Sendiri

Kompas.com - 31/05/2023, 10:26 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara saat ini tengah mengalami krisis air bersih.

Bahkan penghuni di tower B, sampai membeli mesin pompa air untuk mentransfer air dari ground water tank (GWT) lainnya ke dekat tower B.

Diketahui, ada tujuh GWT yang beroperasi di Rusunawa. Namun, GWT di Tower B yang paling jarang tersuplai air bersih.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Rusunawa Marunda, Keran Hanya Menetes

Ketua RW 11 Rusunawa Marunda Ajid mengatakan, ia terpaksa membeli mesin pompa ini untuk kebutuhan air bersih warganya.

Ajid mengatakan, terdapat 10 RT yang ada di tower B. Ia akhirnya menginisiasi berjaga secara bergantian untuk mengoperasionalkan mesin pompa ini.

"Harus jaga mesin, makanya saya buat bergiliran per RT. Setiap hari bergantian," ucap dia saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (30/5/2023).

Ia membeli mesin air karena tidak bisa mengandalkan kiriman PDAM. Hal itu membuat kiriman tidak merata ke semua GWT. Bahkan, warganya sering tidak kebagian air bersih.

"Ya harus disedot, Ini saja kadang keluar kadang mati. Jadi sabar saja makanya, intinya 24 jam mesin ini hidup," ucap dia.

Baca juga: Derita Tiada Akhir Penghuni Rusunawa Marunda: Krisis Air Bersih, Polusi Debu Batubara, dan Marak Pencabulan Anak

Ajid mengatakan, sebelum ia membeli pompa air, warga hanya mendapatkan air bersih dua sampai tiga hari sekali. Itu pun hanya sebentar .

Setelah membeli mesin pompa air, perbedaan mulai terasa.

Warga Tower B Rusunawa Marunda bisa mendapatkan air bersih sekitar 24 jam. Namun, air hanya mengalir selama dua jam.

"Sebelum ada mesin ini sudah parah sekali kondisinya, makanya saya beli," kata Ajid.

"Dengan ini bisa menanggulangi ya, yang tadinya dua sampai tiga hari baru dapat air, sekarang 24 jam sudah ada air tapi selama dua jam saja mengalirnya," imbuh dia.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Rusun Marunda, Penghuni: Hanya Dialiri Satu Kali dalam Sehari

Sebelumnya, Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, mengalami krisis air bersih.

Akibatnya, ribuan orang penghuni rusun harus berbagi air untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK) setiap hari.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, air keran yang ada di kamar mandi umum rusun terlihat hanya menetes.

Hanya ada sedikit sisa air di kamar mandi untuk keperluan kakus para penghuni dan tamu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com