JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Sabtu (20/5/2023) sekitar pukul 15.45 WIB, Miswadi (52) sedang bersiap-siap menutup lapak dagangannya.
Beberapa renceng minuman saset, peralatan minum, termos, wadah penyimpanan es batu, minuman kemasan, buah jeruk, camilan, dan wadah penyimpanan gorengan diangkut satu per satu ke rumahnya.
Lokasi rumah kontrakan dua pintu yang disewanya berada di dalam gerbang menuju kawasan Asrama Leoni Blok C, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Rumah itu hanya berjarak sekitar 10 meter dari tempat Miswadi berdagang di tepi Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, atau dikenal Gang Mayong.
Baca juga: Tawuran di Gang Mayong Timbulkan Stigma Negatif, Ketua RT: Jadi Cambuk untuk Menangani Itu
Karena berjualan seorang diri, Miswadi harus bolak-balik beberapa kali untuk mengangkut peralatan dagangnya ke rumah.
Setelah mengangkut semua peralatan dagang, Miswadi menyimpan gerobak beserta beberapa bangku ke area yang aman.
Sekitar pukul 16.00 WIB, ia pulang ke rumah untuk beristirahat dan melanjutkan berjualan di rumah kontrakan. Miswadi memang membuka warung di rumah kontrakan tersebut.
Namun, pada hari itu, baru saja tiba di rumah, Miswadi mendengar teriakan ajakan tawuran yang tak tahu dari mana asalnya.
"Kemarin Sabtu (20/5/2023), saya sampai rumah jam 16.00 WIB. Baru masuk rumah, baru mau nyolok (menge-charge) HP, tahu-tahu dari luar ada teriakan-teriakan," tutur Miswadi di Asrama Leoni Blok C, Minggu (11/6/2023).
Baca juga: Tawuran di Gang Mayong Dikhawatirkan Merusak Persahabatan Warga
Miswadi langsung khawatir. Ia langsung menutup pintu rumah.
"Saya kaget, sudah dengar bunyi lemparan batu. Untungnya pintu saya tutup dan kunci, saya bersembunyi di balik pintu. Tahu-tahu kaca jendela ditimpukin," ungkap Miswadi.
Mulanya, sekelompok remaja melempari kaca jendela menggunakan bebatuan kecil. Lantaran kaca tidak kunjung pecah, mereka melemparkan sebongkah batu bata.
"Selain kaca, tiga termos plastik saya pecah. Termos beling pecah satu. Setelah dilempari dan mereka kabur, saya cek ke sebelah. Oh, mesin cuci yang di luar dan kaca jendela rumah saya aman," tutur Miswadi.
Baca juga: Cegah Tawuran di Gang Mayong, Pengurus RT Bangun Pos Ronda untuk Tempat Kumpul Remaja
Tawuran di Gang Mayong memang berulang kali terjadi. Namun, menurut Miswadi yang sudah tinggal dan berjualan di sana sejak 1994, tawuran jarang terjadi sampai ke dalam gang tempat tinggalnya.
Adapun tawuran berulan kali terjadi sejak 2020.