TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) ilegal di Jalan Nusa Jaya, Pondok Ranji, Tangerang Selatan, berdekatan dengan permukiman warga.
Akibatnya, bau tak sedap yang ditimbulkan dari TPS ilegal itu mengganggu warga setempat.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Senin (19/6/2023), TPS ilegal itu berlokasi di Jalan Nusa Jaya 1, RT 004 RW 002, Pondok Ranji.
Posisi TPS itu berada di pojok, tepatnya di belakang TPU Tugu Pladen. Lahan kosong itu berjarak sekitar 300-500 meter dari permukiman terdekat.
Saat Kompas.com melintas di Jalan Nusa Jaya 1, aroma tak sedap langsung tercium meski TPS ilegal itu belum terlihat penampakannya.
TPS ilegal baru terlihat dari area TPU Tugu Pladen, meskipun sedikit terhalang sejumlah pepohonan yang tumbuh di sana.
Sampah-sampah terlihat menumpuk di beberapa titik. Lahan itu dikelilingi bedeng-bedeng para pemulung. Sejumlah pemulung tengah memilah sampah di area TPS tersebut.
Adapun warga setempat mengeluhkan adanya aktivitas pembuangan sampah di lahan kosong dekat permukiman mereka.
Baca juga: Warga Pondok Ranji Surati Dinas LH, Keluhkan TPS Ilegal Dekat Permukimannya
Menurut Ketua RT setempat bernama Ruslan, aktivitas pembuangan sampah di sana sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
Namun, mengingat permukiman kini sudah agak padat, pembuangan sampah di TPS tersebut sebaiknya dihentikan.
"Jadi situasi saat ini sudah sangat tidak memungkinkan untuk tempat pembuangan sampah," kata Ruslan saat ditemui di kediamannya, Senin.
Menurut Ruslan, sampah-sampah yang dibuang di TPS ilegal berasal dari rumah tangga dan pasar. Padahal, lokasi itu awalnya hanya tempat para pemulung untuk mengepul barang bekas.
"Sekarang-sekarang ini yang masuk ke sana itu sampah pasar. Jadi ada keluhan bau dari masyarakat sekitar," ucap Ruslan.
Baca juga: Tumpukan Sampah di Bahu Jalan Bikin Macet, Pedagang Pasar Rubuh: Orang Mau Belanja Jadi Susah
Warga kemudian menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan untuk menindaklanjuti keluhan mereka.
"Sudah disampaikan, kemarin dari pemda dan lurah sudah meninjau ke lokasi. Itu mereka datang karena ada reaksi masyarakat yang mengeluhkan adanya aktivitas itu," ucap Ruslan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.