Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akrab dengan Penghuni yang Jadikan Rumahnya Markas Penjualan Ginjal, Bos Kontrakan: Saya Dikhianati...

Kompas.com - 22/06/2023, 11:08 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS. com - Murniati (48) dan Sudirman (47), pemilik kontrakan yang diduga jadi markas sindikat penjual ginjal internasional di Bekasi, Jawa Barat mengaku tidak pernah menaruh curiga kepada para penghuni kontrakannya yang digrebek polisi, Senin (19/6/2023) lalu.

Mereka tak menyangka, penghuni kontrakan di Perumahan Villa Mutiara Gading Jl. Piano 9 No. FV/5 Setia Asih, Tarumajaya, Bekasi Regency, Bekasi itu terlibat atas dugaan penjualan ginjal manusia.

Sebab, menurut mereka, para penghuni hidup layaknya warga biasa. Tak ada kesan menutup diri dari sekitar.

Baca juga: Bos Sindikat Penjual Ginjal Pernah Bentak Pemilik Kontrakan karena Tagihan Air

Murniati bercerita, salah satu penghuni kontrakan bernama Akmal pun dikenalnya sebagai anak yang sopan.

Akmal juga terlihat sering beribadah ke masjid di dekat kontrakan tersebut.

Karena itu, Murniati mengaku tak mempermasalahkan saat Akmal menunggak biaya sewa kontrakan.

Pernah, kata Murniati, di suatu malam takbiran Idul Fitri 1444 H, Akmal sempat mengaku kepadanya sebagai anak dari keluarga broken home.

"Kenapa kamu enggak pulang kampung? 'Buat apa bu saya pulang kampung, saya ini kan keluarga broken home, bapak ibu sudah menikah lagi' ada dia cerita itu," tutur Murniati saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Kilah Penghuni Kontrakan yang Diduga Jadi Markas Penjualan Ginjal: Mengaku Pekerja Bangunan dan Kena Tipu

Murniati pun menelepon Akmal, hendak memberi lontong sayur buatannya.

"Takbiran saya telpon dia mau ngasih lontong sayur, segitunya biar dia nunggak kontrakan, saya tetap baik sama dia," ujar Murniati.

Karena itu, saat kontrakannya digerebek pihak kepolisian, Murniati mengaku sakit hati lantaran merasa dikelabui oleh Akmal dan penghuni lainnya.

"Saya dikhianatin sama dia, saya begitu baik sama anak itu," ujar Murniati.

Hingga kini, ia pun masih tak menyangka bahwa para penyewa kontrakannya diduga terlibat dalam sindikat penjualan ginjal berskala internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com