JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertazkiah ke rumah duka almarhun Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J. Mahesa di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/6/2023).
Prabowo tiba di rumah duka , Jalan Jalan Saco 1, No.1 RT 1/RW 4, Ragunan, berbarengan dengan beranjaknya Ganjar Pranowo sesuai melayat di sana.
Ganjar sendiri bertolak dari rumah duka melalui gerbang rumah duka sekitar pukul 10.24 WIB.
Bersamaan dengan itu, Prabowo pun datang dengan menggunakan mobil putihnya. Namun, Prabowo tak melalui akses yang sama dengan Ganjar saat memasuki rumah duka, melainkan melewati gerbang samping.
Baca juga: Kenang Desmond Mahendra, Ganjar: Teman Diskusi meski Beda Partai
Prabowo mengenakan kemeja putih dan berkopiah hitam itu langsung bersalaman dengan para pelayat lainnya.
Ia kemudian langsung menghampiri almarhum Desmond yang disemayamkan di ruang tamu. Namun, ia tak berlama-lama dalam bertazkiah.
Di sana, Prabowo mengaku hanya menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Desmond, seorang sosok aktivis yang membesarkan Partai Gerindra.
"Dari awal, 15 tahun sosok aktivis sangat besar bekerja untuk membangun Gerindra, saya sudah bertemu keluarganya menyampaikan belasungkawa, demikian yah," kata Prabowo.
"Mudah mudahan mereka tabah," sambung dia kemudian pergi meninggalkan rumah duka.
Baca juga: Rekam Jejak Desmond J Mahesa di Era Reformasi, Aktivis yang Diculik Selama Dua Bulan
Adapun, Desmond menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada Jakarta sekitar pukul 04.00 WIB.
Muzani mengatakan, Desmond meninggal dunia dikarenakan sakit yang dideritanya sudah cukup lama.
Namun, ia tak menjelaskan secara terperinci mengenai penyakit yang diidap Desmond selama ini.
"Beliau memang sudah lama menderita sakit, tapi semangat hidup yang tinggi, semangat hidup yang kuat menyebabkan sakitnya tidak dirasakan begitu rupa tapi sudah lama sakit beliau, ya berbagai macam penyakit," kata Muzani.
Baca juga: Politisi Gerindra Desmond Meninggal Dunia karena Sakit
Diketahui, Desmond lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 12 Desember 1965.
Sebelum bergabung ke dunia politik, ia merupakan salah satu aktivis 1998. Ia menjadi korban penculikan di periode itu.
Ia juga dikenal sebagai politikus yang cukup vokal menyampaikan berbagai pendapat.
Salah satunya, ketika ia mengusulkan pembentukan panitia khusus (pansus) DPR RI terkait transaksi janggal Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.