Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Tak Lagi Muda Jadi Alasan Mudi Lakoni Patung Jenderal Sudirman di Kota Tua

Kompas.com - 02/07/2023, 14:19 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mudi, manusia patung di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat memilih profesinya saat ini lantaran usia yang tak lagi muda.

Pria berusia 48 tahun itu rela banting tulang dengan menjelma menjadi sosok Jenderal Sudirman untuk mengisi perut dan menghidupi keluarganya di kampung.

"Saya kan umur udah mencapai 40. Orang di kantoran enggak mungkin nerima (pekerja) umur segitu," kata Mudi saat ditemui Kompas.com di Kota Tua, Sabtu (1/7/2023).

Baca juga: Cerita Mudi Si Jenderal Sudirman Kota Tua: Bertemu Turis Asing hingga Foto Bareng Jokowi

"Daripada menganggur, inisiatif jadi manusia patung aja, foto-foto bersama pengunjung. Yang penting halal, ada pemasukan buat keluarga di kampung," lanjut dia.

Dalam sehari, bila sedang ramai pengunjung, Mudi bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 100.000.

Uang itu dikirimkan kepada sang istri yang menetap di Pandeglang, Banten setiap pekannya.

"Daripada saya enggak ada kerjaan lain yang ini aja, yang halal, bermanfaat buat keluarga. Dulu sebelum jadi patung, saya jualan di sini dagang teh manis," ungkap Mudi.

Seiring berjalannya waktu, para pedagang di kawasan Museum Fatahillah itu pun ditertibkan.

Baca juga: Crowded di Perempatan Ragunan Siang Ini, Tidak Ada Polisi yang Mengurai

Alhasil, Mudi harus memutar otak agar tetap bertahan hidup di Ibu Kota, dengan menjadi manusia patung Jenderal Sudirman.

Dari berdagang es teh manis hingga kini menjadi patung tokoh pahlawan nasional, Mudi berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus SMA.

"Lumayan sih enak di Jakarta daripada di kampung susah sekarang nyari uang. Di Jakarta apa aja bisa jadi duit, asal kita ada kemauan pasti ada jalan kalau di kampung kan susah," papar dia.

Meski begitu, tak jarang Mudi mendapat pengalaman tak mengenakkan.

Selama 11 tahun melakoni karakter sebagai Jenderal Sudirman, dia beberapa kali tak dibayar setelah berfoto dengan pengunjung.

Baca juga: Dinkes DKI: Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Jakarta Naik, tetapi Nol Kasus Positif

"Banyak pengunjung kadang cekrek-cekrek, nyelonong. Biarin aja berarti bukan rezekinya," imbuh Mudi.

Menurut Mudi, tinggal di Ibu Kota juga tak selalu menyenangkan. Penghasilannya sebagai manusia patung tidak menentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com