JAKARTA, KOMPAS.com - Pernah menjadi pusat mode yang berjaya pada era 1990-an hingga 2000-an, Mal Blok M yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kini tampak begitu sepi.
Tidak ada keriuhan bak tempat perbelanjaan, yang tampak hanyalah jajaran kios kosong yang tertutup rapat dengan rolling door.
Menariknya, meski kios lain perlahan angkat kaki dari Mal Blok M sejak lima tahun silam, sebuah apotek dan salon masih beroperasi seperti biasa.
Baca juga: Ketika Salon Satu-satunya di Mal Blok M Pasrah Berada di Antara Gerai yang Tutup...
Sebenarnya, ada dua kios lain yang menjual pakaian bekas impor atau thrift shop di ujung lorong, tetapi baru dibuka dua tahun terakhir.
Hanya apotek dan salon itu yang bertahan melalui masa-masa sulit sejak sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Menurut cerita Leni (33), pegawai salon The Guh Wijaya Negara itu, sebenarnya dulu ada banyak gerai salon kecantikan di mal ini.
Namun, perlahan mereka mulai hengkang lantaran kondisi mal yang kian sepi sejak gerai Ramayana ditutup pada 2017.
"Dulu kan toko di sini masih full semua, dari ujung sini sampai ujung sana masih ada Ramayana, Dunkin, di bawah KFC, foodcourt masih banyak, konter bnyak, toko-toko baju, salon, sepatu," tutur wanita asal Cirebon itu saat ditemui Kompas.com di lokasi, Minggu (9/7/2023).
Saking ramainya, dalam sehari, pelanggan salon Leni bisa mencapai 100 orang. Namun, kini untuk mendapatkan 15-20 orang saja susahnya minta ampun.
Baca juga: Kisah dari Apotek Satu-satunya di Mal Blok M yang Buka di Lorong Penuh Kios Tutup
Dengan kondisi pelanggan yang tak menentu ini, pendapatan salon pun jadi turun drastis. Saat ini, hanya sekitar 30-40 persen saja dari pendapatan masa jayanya dulu.
"Hitungannya cuma 10 persennya dari omzet dulu. Kami cuma bertahan aja sampai ini gedung mau dibawa ke mana, mau dirombak atau gimana terserah pengelola," tutur dia lagi.
Hal serupa juga dirasakan pegawai Apotek Saudara bernama Desi (35). Ia bercerita, dulu pelanggannya begitu ramai, sebab sekitar tahun 2015, Mal Blok M masih jadi pusat perbelanjaan ternama.
"Dulu mah berderet-deret customer mengantre, sekarang mah sepi. Maghrib tuh sudah banyak yang antre, itu 2015 masih ramai," kenang Desi.
Seperti kata Leni, Desi juga menilai kondisi mal mulai terasa sepi sejak gerai Ramayana yang ada di mal ini ditutup.
Kemudian, perlahan gerai-gerai besar seperti KFC dan Johnny Andrean pun ikut hengkang dari mal tersebut.