Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan Orangtua di Bekasi Usai Anaknya Tak Lolos PPDB Zonasi, Curigai Kecurangan karena Titik Koordinat Bisa Diubah

Kompas.com - 14/07/2023, 07:52 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Budi Ariyanto (45), warga Kayuringin, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, merasa kecewa karena putrinya gagal masuk SMA Negeri 2 Kota Bekasi lewat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi.

Budi mengatakan, putrinya tersingkir dari PPDB jalur zonasi meski jarak rumahnya dengan sekolah tersebut tidak sampai satu kilometer.

Sementara itu, teman-teman sang anak yang jarak rumahnya sedikit lebih jauh justru bisa diterima masuk ke SMAN 2 Kota Bekasi.

"Sekarang orangtua mana yang tidak merasakan kesedihan ketika teman anak saya di belakang rumah saya yang jelas-jelas jauh dari sekolah diterima, sedangkan dia (anak Budi) enggak," kata Budi saat ditemui rumahnya, Kamis (13/7/2023).

Baca juga: Kecurigaan Orangtua Murid di Bekasi Usai Anaknya Gagal Masuk SMA Negeri Lewat Jalur PPDB Zonasi

"Ada di belakang rumah saya, 100 meter di belakang rumah saya, 60 meter di belakang rumah saya, bahkan ada yang lebih jauh lagi, anak-anak itu nanti jika bersekolah, lewat depan rumah saya, kenapa anak saya ditolak," sambungnya.

Curiga ada kecurangan

Budi menduga ada kecurangan dalam pendaftaran PPDB jalur zonasi di SMA Negeri 2 Kota Bekasi.

Pasalnya, ketika pendaftaran PPDB jalur zonasi akan ditutup, jarak antara rumahnya dengan SMA Negeri 2 Kota Bekasi tiba-tiba berubah.

"Syarat yang sudah diajukan oleh anak saya 623 meter, namun berubah ketika sudah diklarifikasi oleh pihak sekolah menjadi 781 meter," jelas Budi.

Baca juga: Anaknya Tak Lolos PPDB Zonasi, Warga Bekasi: Sedih, yang Rumahnya Lebih Jauh Malah Diterima

Kecurigaan Budi semakin bertambah ketika dirinya meminta klarifikasi kepada pihak SMA Negeri 2 Kota Bekasi.

Kepada Budi, salah satu orang dari pihak sekolah tersebut mengatakan bahwa titik koordinat bisa diubah.

"Saya klarifikasi oleh pihak sekolah, ternyata ada salah satu perwakilan pihak sekolah yang mengatakan, bahwasanya dia mengakui yang menentukan titik koordinat. Berarti koordinatnya kan bisa diubah," jelas dia.

Minta dievaluasi

Terkait dengan apa yang dialaminya, Budi hanya bisa pasrah.

Baca juga: Orangtua Siswa di Bekasi Cium Kecurangan dalam PPDB Zonasi, Titik Koordinat Sekolah Bisa Diubah

Ia berharap sistem PPDB jalur zonasi menjadi evaluasi bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk menindak tegas oknum yang curang.

"Dinas Pendidikan Provinsi harus tegas dan memberi sanksi terhadap oknum yang jelas mencoret nama baik Dinas Pendidikan dan saya menyatakan penerimaan PPDB ini memang buruk," tuturnya.

(Penulis: Joy Andre | Editor: Ihsanuddin, Nursita Sari).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com