Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Update" Polemik Relokasi SDN Pondok Cina 01: 11 Murid Diperiksa Polisi dan Alami Distress

Kompas.com - 28/07/2023, 12:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

DEPOK, KOMPAS.com - Polemik relokasi SDN Pondok Cina 01, Beji, Depok, masih terus berlanjut.

Pengacara orangtua murid SDN Pondok Cina 01 Depok, Deolipa Yumara, menyebut 11 murid SDN Pondok Cina 01 telah diperiksa Polda Metro Jaya pada Selasa (25/7/2023) dan Rabu (26/7/2023).

Pemeriksaan ini merupakan salah satu rangkaian penyelidikan atas kasus yang menyeret Wali Kota Depok Mohammad Idris. Ia diduga menelantarkan murid SDN Pondok Cina 01.

"Kemarin Selasa dan Rabu, adalah proses interview terhadap anak-anak SDN Pondok Cina 1 di Polda Metro Jaya," ungkap Deolipa saat ditemui di Depok, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Pengacara Sebut 11 Siswa Diperiksa Polisi dalam Kasus SDN Pondok Cina 01 yang Menyeret Wali Kota Depok

Deolipa menjelaskan, ke-11 anak yang diperiksa diambil secara acak dari murid kelas 1-6 di SDN Pondok Cina 01.

Pemeriksaan terhadap 11 anak itu, kata Deolipa, dilakukan usai Polda Metro Jaya terlebih dahulu memeriksa orangtua murid SDN Pondok Cina 01.

"Kami (dan) orangtua murid, itu sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan). Lalu, diambil beberapa sampling dari sekian banyak anak kelas 1-6 (SDN Pondok Cina 1). Totalnya 11 anak," ungkap dia.

11 murid alami distress

Sebelum diperiksa Polda Metro Jaya, Deolipa menyebut bahwa 11 murid SDN Pondok Cina 1 mengalami gangguan kesehatan mental bersifat traumatik atau distress.

Hal ini diketahui usai 11 murid itu menjalani tes yang dilakukan Departemen Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Hasil Pemeriksaan Fakultas Psikologi UI, 11 Murid SDN Pondok Cina Alami Distress

"Sudah dites, sampling 11 anak. Kemudian dilihat hasilnya, ternyata semua mengalami kondisi gangguan mental yang sifatnya traumatik, disebut sebagai kondisi distress," ungkap Deolipa.

Berdasarkan pemeriksaan, kata Deolipa, ke-11 anak itu mengalami distress karena sejumlah penyebab.

Beberapa di antaranya, khawatir karena gedung sekolahnya hendak digusur dan nihilnya tenaga pendidik selama beberapa saat.

"Anak-anak merasa bingung sebenarnya kepastian pendidikan bagaimana. Jadi gangguan kesehatan mental," ujar Deolipa.

Untuk menangani distress, pihak UI menyarankan orangtua 11 murid itu untuk memberikan pendampingan kepada anaknya masing-masing.

Pejabat negara tak boleh abaikan pendidikan anak

Baca juga: Polemik SDN Pondok Cina 1, Deolipa: Kami Ladeni Restorative Justice asal Tak Ada Relokasi

Berkait kondisi 11 murid tersebut, Deolipa menyindir Wali Kota Depok Mohammad Idris yang diduga menelantarkan murid SDN Pondok Cina 1.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com