Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Blok VI Pasar Senen: Sudah Tiga Kali Ganti Dirut, Revitalisasi Tak Kunjung Rampung

Kompas.com - 28/07/2023, 22:38 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Blok VI Pasar Senen mengeluhkan soal pembangunan Blok VI yang tak kunjung rampung meski PD Pasar Jaya sudah tiga kali berganti kepemimpinan sejak rencana revitalisasi ini digaungkan pada 2021.

Renhard Panjaitan (50), pedagang tekstil di Pasar Senen menanyakan, mengapa pembangunan gedung baru tak kunjung dikerjakan meski Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Jaya sudah dijabat oleh tiga orang berbeda, mulai dari Arief Nasrudin, Tri Prasetyo Utama, dan terakhir Agus Himawan Widiyanto.

"Udah kayak Bang Toyib lah, tiga kali puasa, tiga kali Lebaran. Ini tiga kali direktur, tiga kali bangunan enggak jadi-jadi. Ini baru dengar saya kalau pergantian lagi Dirut Pasar Jaya, dari Pak Arief ke Pak Tri, kemarin sore katanya dari Pak Tri ke Pak Agus. Pak Tri kan hampir setahun dia menjabat dirut. Itulah kondisi kita sekarang," ujar Renhard saat ditemui Kompas.com di lokasi, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Melihat Proyek Pembangunan Blok IV Pasar Senen yang Mangkrak

Renhard berharap pemerintah bisa menaruh perhatian dan tidak lagi mengundur revitalisasi dengan dalih pergantian kepemimpinan.

"Pejabat-pejabat yang berkepentingan ngasih perhatian lah, jangan kami ini jadi korban dari setiap pergantian kepemimpinan. Kelihatannya begitu. Entah siapa pun menempatkan dirut, dari kepentingan mana pun, jangan lah kita jadi korban, kembali lagi ke nol, kembali ke nol. Kan ada progres yang seharusnya begini, sudah sampai mana," tutur Renhard.

Sejak proses groundbreaking dua tahun lalu hingga kini, kata Renhard, lahan revitalisasi dibiarkan mangkrak begitu saja hingga ditumbuhi semak belukar.

Sedangkan di sisi lain, bangunan penampungan yang ditempati pedagang saat ini juga seolah dikejar waktu untuk roboh.

Baca juga: Tempat Penampungan Sementara Pedagang Blok VI Pasar Senen Jauh dari Kata Layak

"Ini kan daya tahan bangunan terbatas berapa lama. Sesuai konsepnya dulu, begitu (pasar lama) kosong, bikin TPS (tempat penampungan sementara). Setelah (lahan bekas gedung lama) kosong langsung dibangun (gedung baru). Ini udah lima tahun. Mau di kemanain pedagang ini?" tanya dia.

Senada dengan Renhard, pedagang lain bernama Kristian Purba (53) juga khawatir, TPS yang mereka tempati saat ini amblas mengingat batas daya tahan bangunan dirancang untuk lima tahun saja.

"Lagian berapa lama sih bertahan gedung yang tadinya batasnya cuma (diperuntukkan) lima tahun, tahu-tahunya bisa sampai 10 tahun di sini, bisa roboh. Dari awal kan didesain untuk tempat lima tahun aja, abis itu katanya udah selesai nanti kios baru," kata Kristian di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com