Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjualan di Gunung Sampah Bantargebang, Pegawai Warung: Awal Kerja Kaget, Enggak Bisa Makan Dua Hari

Kompas.com - 01/08/2023, 17:58 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Rianti (33), salah satu pedagang di gunung sampah Bantargebang, mengaku tidak bisa makan selama dua hari saat awal bekerja sebagai penjaga warung.

Ia pun kaget dengan kondisi warung milik bosnya yang banyak dihinggapi lalat dan bau sampah.

"Kaget banget, enggak bisa makan. Banyak lalatnya. Kaget banget, bau. Dua hari enggak makan (di warung)," kata Rianti sambil tertawa kepada Kompas.com, Selasa (1/8/2023).

Sebelum menjadi penjaga warung di gunung sampah tersebut, wanita asal Bogor itu memang mengaku sudah mengetahui bagaimana kondisi di Bantargebang.

Baca juga: Mila Jualan Kopi dan Gorengan di Atas Tumpukan Sampah Bantargebang, Terbiasa dengan Bau dan Lalat

Namun, dirinya tidak menyangka jika kondisi saat ini berbeda jauh dengan apa yang ia pikirkan sebelumnya.

"Ditawari jaga warung, pas kagetnya, kok ternyata di sini (gunung sampah), kirain agak di bawah. Tempatnya juga kan bau ya," ucap Rianti.

Meski begitu, kata Rianti, dirinya sudah terbiasa dengan kondisi tempatnya ia bekerja.

Terlebih, uang yang dihasilkan dari berdagang di gunung sampah itu tidak main-main. Pendapatan jutaan rupiah bisa dihasilkan dari berdagang.

"Pas pertama memang enggak bisa makan di warung, cuma minum aja, minum air putih, karena kan memang bau, enggak kuat. Tapi sekarang sih, sudah biasa," ucap Rianti.

Baca juga: Warung di Atas Gunung Sampah Bantargebang Raup Rp 1 Juta Per Hari

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Kompas.com di warung tenda tersebut, ada tujuh pemulung yang sedang bersantai di sana.

Masing-masing dari mereka tampak menikmati apa yang tersedia di warung Mila. Ada yang terlihat memakan gorengan, menenggak es kopi, atau pun sekadar menghisap sebatang rokok sambil berteduh dari teriknya panas Kota Bekasi.

Berbagai makanan dan makanan itu mereka santap. Mereka menikmati semuanya tanpa menghiraukan ribuan lalat yang hinggap di etalase meja atau berterbangan di sekitar tubuh mereka.

Tak hanya itu, mereka juga tampak terbiasa dengan bau sampah menyengat yang masuk ke dalam hidung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com