Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Bos Besar Curanmor, Umay: Sekarang Saya Tobat, Saya Malu...

Kompas.com - 02/08/2023, 10:36 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Umay (34) mengaku bertobat dan akan berhenti menjadi penadah sepeda motor curian.

Ini disampaikan Umay, usai menjadi tahanan Polsek Tambora karena kedapatan menimbun barang curian tersebut.

Sambil menahan tangis, bapak tiga anak ini menyesali perbuatannya.

"Sekarang, percaya enggak percaya saya sudah tobat. Saya sekarang juga malu. Cuma gimana ya, saya terlena. Saya mau tinggal di Bogor saja (setelah bebas)," ujar Umay saat ditemui Kompas.com di Mapolsek Tambora, Selasa (1/8/2023).

Baca juga: 2 Kali Ditangkap karena Kasus Curanmor, Pelaku: Saya Terlena

Dia sempat ingin berhenti menjadi penadah motor hasil curian, setelah bebas dari tahanan Polsek Neglasari.

Namun, beberapa bulan bebas dari penjara, dia kembali menjadi penadah.

Tawaran dari teman, kata dia, membuatnya terbuai untuk menggeluti bisnis haram itu lagi.

"Sebenarnya saya mau berhenti, karena teman saya datang ke rumah terus diajak gabung-gabung lagi akhirnya gimana ya, saya juga bingung jadinya. Jadi saya terlena lagi," ungkapnya.

Adapun Umay terlibat dalam sindikat curanmor asal Lampung. Ia bertugas menampung motor curian dari Jakarta.

"Bosnya saya kenal, namanya Trimo. Kalau pelaku yang mencuri motor, saya enggak kenal, enggak tahu (mencuri) dari mana," jelas Umay.

Baca juga: Terungkapnya Sindikat Curanmor Asal Lampung, Berkomplot dan Kirim Hasil Curian ke Luar Jawa

Dia mengungkapkan, motor hasil curian biasanya disimpan di area rumahnya di kawasan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Plat nomor dan STNK motor nantinya dipalsukan, sebelum dikirim ke Lampung. Umay bisa mendapatkan keuntungan hingga ratusan juta rupiah dari bisnis itu.

"Penghasilan enggak menentu, enggak setiap hari saya ambil motor. Kadang tiga hari paling satu motor," tutur Umay.

Kendaraan tersebut dikirimkan dari Jakarta ke Lampung menggunakan truk. Di sana, barang diterima oleh penadah lain.

"Truk kadang-kadang datang sebulan dua kali. Tunggu muatan dia dari sana (Lampung), kadang ada kadang enggak. Dia kan bawa pisang dari sana (Lampung)," imbuhnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com