JAKARTA, KOMPAS.com - Rocky Gerung mengaku tidak akan berhenti menjadi pengkritik meskipun dilaporkan atas dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo.
"Tapi saya tidak akan berhenti menjadi pengkritik," ujar Rocky dalam konferensi pers, Jumat (4/8/2023)
Rocky mengaku kerap mendapat ancaman setelah dilaporkan ke polisi atas kasus ini. Menurut dia, teror itu dalam bentuk pengintaian terhadap rumahnya, atau makian melalui WhatsApp.
"Karena rumah saya di Sentul (kerap) diintai, WhatsApp saya juga dapat teror secara dimaki-maki, ya itu biasalah saya anggapnya. Karena itu akun abal-abal," ujar dia.
Baca juga: Umpatannya ke Jokowi Berujung Panjang, Rocky Gerung: Ada yang Ingin Bermain di Air Keruh
Walaupun begitu, ia tetap akan menghadapi proses hukum.
Pernyataan Rocky Gerung yang dinilai menghina Jokowi juga sempat ditayangkan oleh akun YouTube milik Refly Harun.
Rocky Gerung dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penghinaan Presiden Jokowi melalui orasinya dalam acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Bekasi pada Sabtu (29/7/2023).
Baca juga: Meski Minta Maaf, Rocky Gerung Tetap Tak Merasa Menghina Jokowi
Rocky menyinggung mengenai langkah Presiden Jokowi yang menurutnya pergi ke China untuk menawarkan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam orasi itu, dia menyebut juga kata-kata "bajingan" dan kata "tolol" yang dinilai sebagai kata makian dan menghina presiden.
Potongan video tersebut kemudian ramai dibagikan melalui media sosial, salah satunya oleh akun Twitter ini, Sabtu (30/7/2023).
Tidak hanya itu, video Rocky Gerung juga ditayangkan kembali oleh Refly Harun dalam saluran YouTube miliknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.