Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh "JIS dan TIM Salah Sejak Lahir" Bikin Fraksi PKS Meradang...

Kompas.com - 05/08/2023, 12:21 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengenai Jakarta International Stadium (JIS) hingga Taman Ismail Marzuki (TIM) menuai kontroversi.

Joko menyebut JIS dan TIM "salah sejak lahir". Pernyataan itu disampaikan Joko berkait sejumlah masalah pengelolaan JIS dan TIM.

"Kami mengakui bahwa TIM dan JIS ini salah sejak lahir," kata Joko dalam Rapat Badan Anggaran di DPRD DKI Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Saat Tata Kelola TIM dan JIS Dinilai Bermasalah sehingga Bebani Jakpro..

Pernyataan itu juga dilontarkan Joko sebagai tanggapan atas catatan DPRD DKI Jakarta, yang memandang kedua fasilitas itu tak memberi keuntungan, dan membebani keuangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pengelola.

Namun, apa yang disampaikan Joko justru dikritik oleh anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Suhud Alynudin. Dia tak sepakat jika pembangunan JIS dan revitalisasi TIM disebut sebagai kesalahan.

Di sisi lain, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P, Gilbert Simanjuntak menilai, tidak ada yang salah dengan pernyataan Joko.

Tak seharusnya dikelola BUMD

Semestinya, kata Joko, setiap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hanya ditugaskan untuk membangun dengan anggaran yang disiapkan pemerintah.

Namun, di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah lama menerapkan sistem yang berbeda. Fasilitas yang dibangun, akan menjadi aset dari BUMD yang mengerjakan proyeknya.

"Penugasannya seperti halnya pemerintah pusat menugaskan Adi Karya membuat LRT Jabodebek, itu tidak sama dengan Pemerintah DKI Jakarta di dalam memberikan penugasan," ucap Joko.

Baca juga: Saat Tata Kelola TIM dan JIS Dinilai Bermasalah sehingga Bebani Jakpro..

"Penugasan yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta itu memberikan PMD dan kemudian akhirnya aset dan sebagainya itu menjadi miliknya BUMD. Karena milik BUMD, sehingga ini membebani biaya pemeliharaan, kemudian biaya penyusutan," sambungnya.

Untuk JIS dan TIM, memerlukan anggaran hingga triliunan rupiah untuk pengelolaannya. Di sisi, fasilitas ini belum juga bisa memberikan keuntungan dari hasil pemanfaatan atau jasa penyewaan kepada pihak lain.

"Artinya ini menjadi asetnya Jakpro. Setelah menjadi asetnya Jakpro, biaya pemeliharaan harus ditanggung oleh Jakpro," kata Joko.

PKS minta Sekda DKI diganti

Dalam rapat paripurna yang berlangsung pada Jumat (4/8/2023) kemarin, Suhud secara terang-terangan meminta Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengevaluasi kinerja dan posisi Joko sebagai Sekda DKI.

Suhud menganggap, pernyataan Joko mengenai adanya kesalahan dalam pengelolaan TIM dan JIS berpotensi menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Kata Pak Sekda, pembangunan sejumlah sarana seperti JIS, TIM, Equestrian, Velodrome itu sudah salah sejak lahir. Saya kira ini pernyataan yang perlu kami pertanyakan," kata Suhud, Jumat.

Baca juga: PKS Minta Heru Budi Ganti Sekda, Buntut Pernyataan JIS dan TIM Salah Sejak Lahir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com