Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Korban Kabel Fiber Optik: Sultan Anak Manusia, Tunjukkan Empati

Kompas.com - 07/08/2023, 06:56 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tegar Putuhena, kuasa hukum keluarga Sultan Rif'at Alfatih, menyayangkan sikap PT Bali Towerindo Sentra terhadap kasus kliennya.

Manajemen perusahaan disebut tidak menemui keluarga Sultan secara langsung. Mereka menggunakan perantara dan langsung menawarkan uang ganti rugi tanpa meminta maaf.

"Bukan soal angka. Jangan gunakan cara-cara preman. Sultan itu anak manusia, bukan anak ayam atau anak kucing," ujar dia ketika dihubungi, Minggu (6/8/2023).

Baca juga: Kekecewaan Keluarga Sultan Rifat Terhadap Pernyataan Sekda DKI...

Sultan adalah korban kabel fiber optik milik perusahaan itu. Lehernya terjerat saat melintas di Jalan Pangeran Antasari pada 5 Januari 2023.

Menurut Tegar, itu bukanlah cara yang tepat untuk memperlakukan sesama manusia, terutama korban kelalaian perusahaan itu.

"Mereka datang, menawarkan sejumlah uang, 'Saya kasih Rp 2 miliar asal kalian diam, enggak usah bicara ke media, ada tuntutan hukum, cerewet ke sana ke sini, ini saya kasih (uang), case closed'. Kira-kira begitu," ucap dia.

Tegar menegaskan, manajemen perusahaan harus menemui Sultan secara langsung.

Baca juga: Bantah Minta Tambahan Kompensasi, Keluarga Sultan: Sekda DKI Kayak Jubirnya Bali Tower...

Soal uang ganti rugi senilai Rp 2 miliar yang ditawarkan PT Bali Towerindo Sentra, Tegar tidak menampik bahwa nominalnya memang besar bagi sebagian orang.

Namun, dari pihak keluarga, mereka telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 1,5 miliar sampai saat ini untuk pengobatan Sultan.

Oleh karena itu, pihak keluarga menolaknya. Tidak ada pula permintaan akan uang senilai Rp 10 miliar kepada perusahaan itu.

"Enggak ada kata kata itu, yang ada pernyataannya begini 'Mau bawa Rp 10 M pun pasti saya tolak kalau caranya begini'." kata Tegar.

Untuk pengobatan ke Paris, Perancis, pun bukanlah permintaan dari pihak keluarga. Mereka hanya menyampaikan rekomendasi dari tim dokter yang menangani Sultan.

"Cara memperlakukan manusia adalah memanusiakan dia. Datang ke keluarganya, tunjukkan empati, dan cari tahu apa sebenarnya yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi persoalan itu," imbuh dia.

Baca juga: Buntut Sultan Terjerat Kabel, Pemprov DKI Panggil Perusahaan Pemilik Kabel Optik

Saat ini, pihak keluarga masih berharap manajemen PT Bali Towerindo Sentra menemui mereka tanpa perantara untuk membicarakan dan menyelesaikan kasus yang menimpa Sultan.

Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan berkomunikasi. Ia bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com